Serba-serbi Debat Publik Ketiga, Kini Waktunya Warga Memilih
CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Laga debat pamungkas ketiga pasangan calon wali kota dan wakil wali Kota Malang, tampaknya cukup bagi masyarakat untuk menilai. Selama debat yang tayang secara live streaming tersebut, terdapat serba-serbi yang cukup menarik dari interaksi antar paslon.
Sam HC – Ganis Rumpoko
Pasangan ini selalu percaya diri setiap kali usai debat. Ganis, sebagai satu-satunya kandidat perempuan mengenakan pakaian akulturasi budaya antara NTT dan lurik Jawa. Tapi, dia juga mengenakan kemeja yang berisi coretan-coretan bertuliskan doa dan harapan dari warga yang dia sambangi selama kampanye.
Sam HC sempat menyebut telah melakukan soft launching aplikasi Lapor Sam berbasis Whatsapp. Dia mengklaim aplikasi ini akan menjadi layanan yang cepat menyelesaikan masalah di bidang apapun.
“Dari jam 3 tadi sudah lebih dari 10 aduan yang masuk di aplikasi Lapor Sam,” kata Heri, Rabu (20/11/2024).
Saat ditanya soal hasil survei belakangan ini, pria bertopi khas ini mengaku belum menyampaikan hasil survei mereka ke publik. Dia mengatakan memiliki keyakinan dan data sendiri soal survei ini dan akan memberikan kejutan di akhir nanti.
Abah Anton – Dimyati (ABADI)
Usai debat, kepada awak media Abah Anton mengatakan bahwa permasalahan Kota Malang perlu perhatian kita semua dengan bersinergi bersama pemerintah provinsi dan pusat. Dia meyakini bisa memberikan yang terbaik kepada masyarakat dengan model pemerintahan bottom up.
“Kami melihat potensi bahwa persoalan ini cepat terselesaikan apabila rakyat bersama dengan kita. Pola bottom up, masyarakat memberi dorongan ke kami, akan lebih cepat memberi solusi untuk menyelesaikan persoalan,” kata Abah Anton.
Dia juga mengklarifikasi soal sulitnya izin kegiatan keagamaan di era pemerintahannya yang dilontarkan oleh salah satu paslon. Anton menegaskan bahwa itu tidak benar. Bahkan dia mengatakan sewaktu masih menjabat, dia pernah dikirim ke Turki untuk mempopulerkan forum kerukunan antar umat beragama.
Sementara itu wakilnya, Dimyati Ayatullah menyambungkan soal inflasi yang sempat disinggung dalam debat. Menurutnya, inflasi lumrah terjadi saat momen tertentu seperti Natal, Tahun Baru, Idul Fitri bahkan Idul Adha.
“Ini sebenarnya tren biasa, maka intervensi dari pemerintah mudah. Lalu bagaimana dengan inflasi yang terjadi saat Pilkada, ada bagi-bagi beras, menimbun beras dan minyak. Ini inflasi yang dadakan, bagaimana pemerintah hadir untuk menstabilkan inflasi dadakan seperti itu? Ini yang harus kita hindarkan,” katanya.
Efeknya, kata dia, masyarakat yang tidak masuk dalam list pembagian sembako sangat merasakan harga-harga yang naik.
Wahyu – Ali (WALI)
Pasangan calon nomor urut 1 ini juga cukup percaya diri menjawab seluruh pertanyaan, baik dari MC maupun dari paslon lain. Wahyu mengatakan bahwa masyarakat melihat dan bisa menilai sendiri.
“Pertanyaan saya jelas dan jawaban saya juga sesuai dengan pertanyaan,” kata Wahyu.
Saat awak media menanyakan soal hasil surveinya yang melejit akhir-akhir ini, Wahyu mengaku bersyukur bahwa hasil kerja keras dari para relawan berbuah manis. Pihaknya juga menjelaskan akan menggelar kampanye akbar dalam waktu dekat menjelang masa tenang.
Wahyu juga menepis adanya anggapan penimbunan maupun pembelian sembako dalam jumlah besar, sebagaimana yang diutarakan oleh salah satu paslon. Namun, dia mengaku kalau bagi-bagi sembako, itu adalah inisiatif dari relawan.
Ali menambahkan bahwa dalam debat ini, dia ingin meyakinkan bahwa program kerja yang mereka paparkan adalah berdasarkan kebutuhan masyarakat. Sehingga, warga bisa melihat kesiapan paslon WALI sebagai pemimpin Kota Malang.
Reporter : Intan Refa