Dua Dokter UB Berangkat ke Palestina, Jalankan Misi Kemanusiaan

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Universitas Brawijaya (UB) akan memberangkatkan dua dokter dari Fakultas Kedokteran (FKUB) untuk menjalankan misi kemanusiaan di Gaza, Palestina, pada 8 Juli mendatang. Misi ini terlaksana melalui kerja sama antara UB, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dan Rahmah Worldwide.
Serta menjadi bagian dari UB Palestine Solidarity yang untuk pertama kalinya mengirimkan relawan medis ke daerah konflik tersebut. Dua dokter relawan tersebut adalah Dr dr Ristiawan Muji Laksono dan Dr dr Mohammad Kuntadi Syamsul Hidayat.
Mereka akan bertugas selama sekitar dua pekan di Rumah Sakit An-Nasr dan Rumah Sakit Eropa di Gaza, bergabung bersama empat dokter relawan lainnya dari BSMI sebagai bagian dari Emergency Medical Team (EMT) tahap ketiga.
Dr Ristiawan, seorang dokter spesialis anestesi mengaku terpanggil secara moral dan profesional.
“Di zona konflik, kebutuhan untuk operasi dan perawatan intensif sangat tinggi. Saya merasa ini adalah momen tepat untuk mengabdikan keahlian saya,” ujarnya.
Begitu pula Dr Kuntadi, yang merupakan spesialis ortopedi. Menurutnya luka-luka akibat perang di Gaza sering kali membutuhkan penanganan cangkok tulang (bone graft).
“Kami membawa bone graft karena banyak korban yang mengalami kehilangan struktur tulang akibat luka peluru dan ledakan. Saya percaya, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama, alhmdulillah keluarga saya sangat mendukung” tutupnya.
Keduanya menyatakan telah menjalani persiapan fisik dan mental, termasuk pelatihan terkait tantangan logistik, penyaringan alat medis oleh Israel Defense Forces (IDF), dan situasi darurat lainnya. Meski penuh risiko, keduanya menyatakan siap berangkat dengan niat tulus dan dukungan keluarga serta warga kampus.
Dalam misi ini, UB turut menyalurkan bantuan medis senilai lebih dari Rp1 miliar yang berasal dari penggalangan dana oleh sivitas akademika dan alumni UB. Donasi yang terkumpul telah dikonversi menjadi berbagai peralatan dan perlengkapan medis.
Antara lain alat ultrasonografi (USG), jarum anestesi, bone graft, serta obat-obatan penting yang sangat dibutuhkan oleh rumah sakit di Gaza. Sebagian dari bantuan ini juga akan disalurkan melalui BSMI, sementara sisanya untuk mendukung program UB Palestine Solidarity 2025.
Mencakup advokasi hukum, beasiswa, pengadaan alat kesehatan, serta peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan riset. Sementara itu, Rektor UB Prof Widodo menekankan bahwa keterlibatan UB dalam misi ini adalah wujud tanggung jawab moral dan intelektual kampus terhadap isu kemanusiaan global.
“Tragedi di Gaza bukan hanya konflik bersenjata, melainkan luka nurani dunia. Ilmu pengetahuan harus berpihak pada kemanusiaan. Universitas Brawijaya tidak akan pernah berhenti mendukung perjuangan rakyat Palestina. Ini adalah bagian dari kesadaran kolektif sivitas akademika untuk berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan,” ujarnya dalam acara pelepasan relawan di gedung Rektorat UB, Jumat (4/7/25).
Ketua UB Palestine Solidarity Prof Dr Loeki Enggar Fitri menambahkan bahwa langkah ini merupakan awal dari komitmen jangka panjang UB berkontribusi terhadap perdamaian dan keadilan global.
“Kami harap ini menjadi langkah awal dari gerakan akademik yang lebih luas dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan,” ujarnya.
Reporter : Heri Prasetyo
Editor : Intan Refa