NewsPeristiwa dan Kriminal

5 Fakta Seputar Peristiwa Pesawat TNI yang Jatuh di Pasuruan

kondisi pesawat TT-3103 yang jatuh di lereng Gunung Bromo (foto : viva.co.id/Uki Rama)
kondisi pesawat TT-3103 yang jatuh di lereng Gunung Bromo (foto : viva.co.id/Uki Rama)

CITY GUIDE FM, KABUPATEN PASURUAN – Dua pesawat nahas TNI AU EMB-314 Super Tucano yang jatuh di lereng Gunung Bromo kemarin (16/11) siang, meninggalkan duka yang mendalam. Empat awak pesawat gugur dalam peristiwa itu. Berikut kami rangkum sejumlah fakta seputar kecelakaan udara TNI AU dari berbagai sumber :

Kronologi kejadian

Melansir CNN Indonesia, Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsekal Pertama TNI R Agung Sasongkojati menerangkan pada hari itu ada empat pesawat yang melakukan latihan formasi. Mereka melakukan misi latihan proficiency formation flight rute ABD-Area-ABD (Alpha, Bravo, Charlie, Delta, Med-Low).

Berdasarkan rencana, latihan itu berada di ketinggian 8 ribu kaki atau 2.438,4 meter. Keempat pesawat itu take off dari Lanud Abdurrachman Saleh pada Kamis (16/11) pukul 10.51 WIB. Namun, ada dua pesawat yang hilang kontak yaitu pesawat bernomor ekor TT-3111 dan TT-3103 pukul 11.18 WIB.

Diketahui, Letkol Pnb Sandhra Gunawan bersama Kolonel Adm Widiono berada dalam pesawat TT-3111. Sedangkan Mayor Pnb Yuda A Seta dan Kolonel Pnb Subhan berada dalam pesawat TT-3103. Sedangkan dua pesawat lain berhasil landing di Lanud Abdurrachman Saleh dengan selamat.

Di saat itulah ada laporan dari aparat teritorial bahwa ada dua pesawat jatuh di Kecamatan Puspo dan Kecamatan Lumbang.

Seluruh awak pesawat gugur

Melansir Kompas, empat perwira menengah TNI AU yang tadinya menjalani latihan, menjadi korban meninggal atas pesawat yang mereka tumpangi jatuh di area pertanian kentang warga. Kadispen AU Agung Sasongkojati mengatakan masing-masing perwira akan naik satu pangkat dan dimakamkan sesuai keinginan keluarga.

“Betul, jadinya Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Subhan, Kolonel (Anumerta) Sandhra Gunawan dan Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Widiono,” kata Agung melalui pesan tertulis.

Ketiganya akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Suropati, Malang. Sedangkan Letkol (Anumerta) Yudha A Seta akan dimakamkan di TMP Madiun. Keempat jenazah telah dilepas melalui penghormatan secara militer di hanggar Skadron 21 Lanud Abdurrachman Saleh, Kabupaten Malang pada Jumat (17/11) pagi.

Prosesi pemakaman

Di TMP Suropati, tiga liang telah digali sebagai tempat peristirahatan terakhir tiga perwira yaitu Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Subhan, Kolonel (Anumerta) Sandhra Gunawan dan Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Widiono. Pukul 10.23, ketiga jenazah tiba di lokasi beserta iring-iringan pasukan untuk memberikan penghormatan.

Melansir Times Indonesia, Panglima Komando Operasi Udara II, Marsekal Muda TNI Budhi Achmadi memimpin upacara pemakaman dan inspektur upacara. Saat Budhi membacakan riwayat hidup para korban, isak tangis keluarga pecah tak terbendung.

“Saya atas nama negara dan tentara nasional Indonesia, dengan ini mempersembahkan kepada Persada Ibu Pertiwi, jiwa raga dan jasa-jasa almarhum. Yang telah meninggal dunia demi kepentingan dan keluhuran negara dan bangsa pada 16 November 2023, karena tugas,” ucapnya.

Prosesi pemakaman berlangsung hening dan hikmat, meski sesekali isak tangis dari anggota keluarga terdengar.

Kolonel Subhan pernah pimpin misi ke Palestina

Mengutip OkeZone, sebelum insiden nahas ini terjadi, ternyata Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Subhan (saat itu masih berpangkat kolonel) pernah ikut mengirimkan bantuan ke Gaza, Palestina. Bahkan dia menjadi Mission Commander atau komandan misi pesawat Hercules yang membawa bantuan itu, pada Sabtu (4/11) lalu.

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengerahkan dua pesawat C-130 Hercules untuk mengirim bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina. Pengiriman bantuan itu bertempat di Baseoff Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.

TNI AU akan selidiki penyebab kecelakaan

Mengutip CNN Indonesia, Kadispen TNI AU Agung Sasongkojati menyebut Pusat Kelaikudaraan, Keselamatan Terbang dan Kerja telah membentuk tim investigasi. Antara lain dengan melihat faktor 5M (Man, Machine, Medium, Mission and Management). Selain itu, tim juga memeriksa secara langsung kondisi pesawat, di samping juga kondisi cuaca dan berbagai kemungkinan lainnya.

“Terutama Flight Data Recorder yang merekam data penerbangan, data mesin, data komunikasi penerbang dan data video penerbang sampai detik terakhir berfungsi,” jelasnya.

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x