Sungai Kota Malang Tercemar Parah, Apa Solusinya?
CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Kepala Bidang Tata Lingkungan Hidup DLH Kota Malang Tri Santoso menjelaskan sembilan aliran sungai di Kota Malang saat ini berstatus sedang. Kondisi ini memiliki arti yang kurang baik untuk Kota Malang, jika melihat letak geografisnya dekat dengan sumber mata air limpahan dari Kota Batu.
“Status sungai di Kota Malang cenderung fluktuatif karena kondisi alam juga memicu perubahan,” kata Tristan, panggilan akrabnya.
Menurutnya, kondisi sungai di sini juga tak lepas dari pencemaran sampah domestik. Walaupun ada faktor lain juga yang ikut mempengaruhi. Di antaranya adalah limbah peternakan dan pertanian.
“Penggunaan pupuk kimia, termasuk sektor peternakan ketika sanitasi Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) kurang baik. Maka kotoran ternak akan mengalir langsung ke sungai,” lanjutnya.
Tristan sendiri mengapresiasi munculnya kampanye masif dari sejumlah aktivis lingkungan yang ternyata cukup mempengaruhi awareness masyarakat. Sementara itu, Founder Alamku Hijau Harianto atau Cak Ndan menjelaskan untuk merealisasikan sungai di Kota Malang bersih dari sampah menjadi kewajiban bersama untuk peduli.
“Jadi kewajiban bukan hanya bertumpu pada DLH saja tapi juga masyarakat hingga perguruan tinggi,” kata Cak Ndan.
Selain edukasi masif, menuntaskan akar permasalahan juga tidak kalah penting. Dia sering mengamati penumpukan sampah rata-rata berada di sekitar jembatan. Yang lebih mencengangkan, belum lama ini Cak Ndan membersihkan Kali Mewek Balearjosari dan mengangkut hampir 15 ton sampah dari sana.
Dosen Ilmu Lingkungan Pascasarjana Universitas Brawijaya Koderi berpendapat perlu ada sinergi yang baik antar tiga daerah. Yaitu Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang.
“Sinergi ini perlu dilakukan mengingat aliran sungai Malang Raya saling berkaitan,” kata Koderi.
Termasuk kampanye masif sadar lingkungan juga hal yang penting untuk membangun kesadaran masyarakat. Sehingga sampah domestik tidak jadi persoalan utama imbas dari bad habit masyarakat. (WL)
Editor : Intan Refa