Laka Lagi di Perlintasan Kereta, Bagaimana Solusinya?

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Pada hari Minggu (19/11) lalu, terjadi laka maut di perlintasan kereta di Desa Ranupakis, Lumajang yang menewaskan 11 penumpang. Dalam Idjen Talk bertajuk “Laka Lagi di Perlintasan Kereta, Bagaimana Solusinya?”, Pelaksana Harian Manager Hukum dan Humas KAI DAOP 9 Jember Anwar Yuli Prasetyo menjelaskan dari kejadian ini, PT KAI merespon dengan melakukan survei langsung ke TKP.
“Dari hasil survei juga didapati kalau titik ini memang rawan. Sehingga ke depan bakal kita pasang palang pintu sekaligus satu penjaga,” kata Anwar Yuli.
Pakar Transportasi Universitas Brawijaya Prof Sugiono menjelaskan banyak faktor penyebab kecelakaan kereta. Tapi yang mendominasi memang karena human error. Tidak sedikit pengendara yang melintasi rel kereta api dengan tidak sadar atau tergesa gesa.
Baca juga :
“Memang infrastruktur kereta api perlu perhatian, termasuk penjaga palang pintu perlintasan. Tapi yang tidak kalah penting adalah pemahaman pengendara yang melintasi rel. Terkadang sudah terlanjur dengan kecepatan tinggi dan tidak tahu rel kereta,” jelasnya.
Untuk itu, perlu ada inovasi khusus untuk mengetahui berapa perlintasan kereta api yang akan ditemui. Lengkap dengan reminder yang terbagi menjadi tiga, yaitu saat 500 meter menuju perlintasan kereta api muncul warna indikator hijau. Lalu jika sudah berjarak antara 500-100 meter maka indikator kuning akan menyala. Sedangkan ketika sudah kurang dari 100 meter maka lampu indikator warna merah akan menyala.
Pemerhati Kereta Api Tjahjana Indra Kusuma menjelaskan kereta api memang menjadi prioritas utama ketika di jalan. Saat awal pandemi data laka kereta api sempat turun drastis.
“Tapi setelah kondisi normal, kasus laka kereta api kembali terjadi. Sejauh ini, dari komunitas juga mengambil peranan dengan membentangkan poster di titik rawan laka kereta api. Serta mendengungkan perhatian melalui sosial media,” kata Indra. (WL)
Editor : Intan Refa
Simak juga tema Idjen Talk lain :