Lagi Tren Memilih Slow Living di Kota Batu

CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Saat ini tampaknya muncul tren slow living di kalangan masyarakat. Konsep ini merujuk pada gaya hidup yang lebih santai dan sederhana. Kebanyakan dari mereka memilih Kota Batu untuk tinggal di daerah yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan yang bising.
Sekretaris Apersi Korwil Malang Raya Salman Alfarizi menjelaskan dengan meningkatnya tren slow living ini, developer perumahan turut menyesuaikan konsep hunian. Saat ini developer fokus pada konsep hunian yang mengedepankan ramah lingkungan, di mana layout hunian memperhatikan sirkulasi udara dan nuansa natural.
“Tentu pengembang juga harus mematuhi regulasi ketat dari pemerintah Kota Batu dalam pembangunan. Perizinan dan tata ruang sudah ada aturan ketat untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian alam,” kata Salman.
Dalam artian, pengembang tidak bisa sembarangan membeli tanah tanpa memastikan kesesuaian dengan tata ruang yang berlaku. Dari sisi psikologi, Dosen Universitas Brawijaya Ali Mashuri menambahkan gaya hidup ini sejatinya berawal dari Italia pada era 1980-an. Masa itu, masyarakat menginginkan gaya hidup yang tidak terlalu stress dan lebih berkualitas.
“Gaya hidup slow living berfokus pada kesehatan mental sebagai respon pada tingkat stress terhadap gaya hidup cepat di daerah perkotaan. Walaupun begitu, untuk merealisasikan gaya hidup ini umumnya butuh pendapatan yang tinggi,” kata Ali. (AN)
Editor : Intan Refa