Kunjungan Merosot, Kampung Warna Warni Tak Lagi Populer?

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Kampung Warna Warni Jodipan (KWJ) salah satu ikon wisata Kota Malang, masih menghadapi tantangan besar. Memasuki Januari 2025, jumlah pengunjung belum menunjukkan peningkatan signifikan.
Apalagi, cuaca yang kurang bersahabat serta dampak banjir baru-baru ini turut berkontribusi pada lesunya kunjungan. Soni Parni, Ketua Pengurus Kampung Warna Warni sekaligus Ketua RW 2 mengakui kondisi ini.
“Kunjungan masih ada, tapi tidak seramai dulu. Paling sehari antara 50 sampai 100 orang, kalau akhir pekan bisa sampai 200. Tapi kalau dibandingkan sebelum pandemi, jelas jauh menurun,” ungkapnya.
Ironisnya, wisatawan yang datang justru lebih banyak dari luar negeri, sementara wisatawan domestik semakin jarang. Padahal, KWJ pernah menjadi destinasi favorit wisatawan lokal yang ingin menikmati suasana kampung penuh warna dan spot foto Instagramable.
Sejak beroperasi sembilan tahun lalu, Kampung Warna-Warni pernah menjadi pelopor kampung tematik di Malang. Namun, kini persaingan semakin ketat. Banyak kampung wisata baru bermunculan, termasuk Kampung Tridi yang berada di kawasan yang sama.
“Kami tidak bisa berharap KWJ kembali seramai dulu. Sekarang banyak pilihan kampung wisata di Malang, sehingga wisatawan punya lebih banyak alternatif,” ujar Soni.
Selain itu, perawatan kampung juga menjadi tantangan tersendiri. Selama ini, tidak ada anggaran dari pemerintah untuk pengecatan membuat warna-warni kampung ini tak lagi cerah. PT Indana yang sempat mensponsori diskon cat 50 persen, kini dukungan tersebut sudah tidak ada.
Meski begitu, pihaknya tetap optimis mempertahankan daya tarik kampung ini. Salah satu langkahnya adalah menjaga kebersihan lingkungan tanpa membebani warga dengan pungutan.
“Dengan adanya wali kota baru, semoga kampung-kampung wisata yang sekarang banyak mati suri bisa lebih diperhatikan,” katanya.
Meski tak lagi sepopuler dulu, kampung ini tetap menjadi salah satu ikon wisata. Kini, tantangannya adalah bagaimana mempertahankan eksistensi di tengah perubahan tren wisata yang terus berkembang.
Reporter : Dwi Putri
Editor : Intan Refa