Dampak Kasus Pertamina pada Perilaku Konsumen

CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Pengamat Kebijakan Publik Universitas Brawijaya Imam Hanafi menyampaikan kasus-kasus korupsi di Indonesia itu seperti tidak ada habisnya. Setelah adanya korupsi di sektor pertambangan, kemudian muncul lagi di Pertamina.
“Inilah yang jadi PR untuk pemerintahan baru Indonesia supaya mulai memfokuskan langkah-langkah strategis mengentaskan kasus-kasus korupsi,” kata Imam.
Menurutnya, perlu ada perombakan struktur manajemen. Sebenarnya ini bukan suatu hal yang sulit dan butuh waktu lama. Jadi bisa saja dilakukan dengan cepat, tapi tentunya harusnya mengikuti kaidah corporate culture yang baik.
“Ketika orang orang di dalamnya ini sudah baik, maka bisa membawa sebuah lembaga atau perusahaan lebih maju sesuai visi misinya,” lanjutnya.
Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Psikologi Univiersitas Merdeka Muhammad Untung Manara menambahkan trust customer itu memang sesuatu yang penting. Ketika ada janji value dalam sebuah produk, tapi realitanya jauh dari itu, sudah barang tentu customer akan kecewa.
“Memang Pertamina sudah menyampaikan klarifikasinya untuk bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat lagi. Diperkirakan akan lebih banyak masyarakat yang beralih meninggalkan Pertamina. Ini sebagai bentuk rasa kecewa mereka. Khususnya untuk golongan masyarakat yang memang mementingkan nilai fungsional BBM,” kata Untung.
Saat ini sebenarnya ada 2 golongan konsumen yang selama ini memilih mengisi BBM di Pertamina jenis Pertamax. Golongan pertama yaitu mereka yang terpaksa menggunakan Pertamax karena kendaraanya tidak memungkinkan memakai BBM subsidi seperti pertalite.
Ada juga golongan kedua yaitu mereka yang memilih Pertamax secara sukarela karena melihat dari nilai fungsionalnya dengan mempercayai kualitasnya yang lebih bagus.
“Sayangya kepercayaan masyarakat saat ini menjadi hancur setelah adanya kasus pengoplosan ini. Sehingga beberapa orang lebih memilih untuk beralih pada BBM milih perusahaan swasta,” lanjutnya. (WL)
Editor : Intan Refa