CITY GUIDE FM – Penggunaan gawai yang berlebihan di usia yang terlalu dini bisa menimbulkan banyak dampak negatif. Oleh sebab itu, orang tua perlu mewaspadai adanya bahaya screen time berlebihan pada anak dan lebih bijak dalam membatasi pemakaian gadget.
Melansir berbagai sumber, berikut dampak negatif yang terjadi pada anak akibat menghabiskan banyak waktu di depan layar :
Gangguan Penglihatan
Melihat layar terlalu lama bisa meningkatkan risiko mengalami miopia atau rabun jauh, karena anak-anak pasti sering menggunakan gawai pada jarak yang terlalu dekat. Kondisi ini bisa semakin memburuk hingga menyebabkan mata silinder.
Baca juga :
Pola Tidur Terganggu
Cahaya biru dari paparan layar dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur pola tidur. Ketika anak mengalami insomnia, mereka juga akan lebih mudah stres.
Masalah Perkembangan Kognitif
Selain stres, kurang tidur akibat screen time berlebihan juga dapat menurunkan memori otak. Sehingga anak-anak menjadi sulit berkonsentrasi, memahami informasi, dan berpikir kritis. Akhirnya kemampuan belajarnya memburuk serta nilai akademis terdampak.
Obesitas
Hal ini berdasarkan pada sebuah penelitian dari Institute of Child Health, London, Inggris. Penyebabnya adalah anak memiliki gaya hidup yang kurang akan aktivitas fisik, sehingga terjadi peningkatan berat badan.
Kreativitas Menurun
Banyaknya fitur canggih pada gawai saat ini memudahkan pekerjaan apapun. Jika digunakan secara berlebihan, anak-anak menjadi malas berpikir dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri melalui imajinasi.
Kemampuan Bersosialisasi Memburuk
Anak yang asik sendiri dengan perangkat elektroniknya, cenderung tidak memiliki kemauan untuk berinteraksi dengan orang lain. Akibatnya, mereka kesulitan berteman dan kehilangan empati yang berujung kenakalan.
Kecanduan Gadget
Bahaya screen time berlebihan pada anak yang selanjutnya berkaitan dengan kondisi emosional. Biasanya, anak yang tidak bisa lepas dari gadget akan bersikap agresif saat sesuatu mengganggunya. Mereka sulit mengendalikan dirinya, sehingga berisiko mengalami gangguan mental.
Penulis : Faydina Rizki (magang)
Editor : Intan Refa
