CITY GUIDE FM – Kesehatan mental ialah prioritas dan tanggung jawab pribadi yang terkadang memerlukan psikolog untuk penyembuhannya. Namun, seringkali orang menyepelekan kesehatan mental, padahal ini sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Selain itu, ada juga beberapa alasan umum mengapa seseorang malu berobat ke psikolog. Berikut penjelasannya :
Stigma Sosial
Banyak orang yang masih menganggap pergi ke psikolog merupakan hal negatif. Stigma tersebut seperti menganggapnya gila, iman lemah, jauh dari agama, mencari perhatian dan bahkan aib keluarga. Stigma sosial itulah yang menciptakan seseorang takut dan malu untuk berobat ke psikologis.
Baca juga :
Rasa Malu Pribadi
Seringkali perasaan malu muncul karena menganggap seharusnya kita bisa menyelesaikan suatu masalah sendiri. Padahal, ketika ada masalah, seseorang pasti membutuhkan bantuan orang lain sebagai tempat keluh kesahnya.
Mungkin, hal ini muncul akibat ekspektasi diri sendiri yang tinggi dan juga adanya tekanan sosial. Akibatnya, seseorang akan merasa gagal atau rendah diri ketika memerlukan bantuan psikologis.
Kebingungan Ketika Bertemu Psikolog
Salah satu alasan seseorang malu bertemu psikolog ialah karena tidak paham terhadap prosesnya. Biasanya, seseorang tidak siap dengan pertanyaan yang psikolog ajukan, berapa lama prosesnya dan apa yang harus kamu ceritakan. Namun kamu tak perlu khawatir karena hal ini dapat kamu atasi dengan membuat catatan kecil tentang perasaan, kronologi singkat masalah dan harapan setelah bertemu psikolog.
Privasi
Alasan umum lainnya ialah terkadang seseorang takut ceritanya akan disebarkan oleh psikolog. Padahal, kerahasiaan identitas dan cerita yang disampaikan dalam sesi konseling atau psikoterapi dilindungi oleh Kode Etik Psikologi yang sudah ditetapkan.
Budaya dan Nilai Keluarga
Beberapa budaya dan nilai keluarga yang beranggapan bahwa pergi ke psikolog adalah aib. Itu sebabnya, banyak orang yang memilih memendam masalahnya sendiri daripada menceritakan kondisi mentalnya kepada orang lain.
Penulis : Dilla Dyneta (Magang)
Editor : Intan Refa