CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Belakangan ini jumlah kasus Tuberculosis (TBC) di Malang cukup mengkhawatirkan. Dalam Idjen Talk bertajuk “Waspada! TBC di Malang Meningkat”, Subkor Substansi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Bidang P2P Dinkes Kabupaten Malang Chairiyah menyampaikan tercatat ada 3.108 penderita TBC di Kabupaten Malang, sampai akhir tahun ini.
Pihaknya setidaknya telah menemukan 80 persen penderita TB dari prediksi awal, di mana mayoritas berusia di atas 14 tahun. Dia membenarkan angka penderita TBC di Kabupaten Malang terus mengalami peningkatan sejak 2022 sampai tahun ini.
“Hal itu terjadi karena saat pandemi, pemerintah lebih fokus penanganan COVID-19,” terang Chairiyah.
Baca juga :
Dokter Spesialis Paru RS Karsa Husada Batu dr Andy SpP menjelaskan penyakit ini menular melalui droplet yang sudah terkontaminasi bakteri, bukan virus dan bukan penyakit turunan. Setelah tertular, penderita akan merasakan beberapa gejala.
“Seperti demam, batuk berdahak lebih dari 2 minggu, nyeri dada, nafsu makan menurun dan berat badan cenderung turun,” jelas dr Andy.
Untuk mencegahnya, masyarakat dapat kembali rutin memakai masker saat ada di ruang publik dan menerapkan PHBS. Sedangkan kelompok rentan juga perlu perhatian lebih, di antaranya ibu hamil, lansia, anak-anak dan ODHIV.
Pengamat Sosial Dr Rinikso Kartono mengatakan perlu inovasi dari pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih aware dengan gejala TBC. Penting juga untuk melakukan pemetaan wilayah rawan TB, termasuk di sekitar kampus dan tempat wisata.
“Penderita TB juga butuh dukungan sosial dari keluarga dan lingkungan sekitar dalam proses penyembuhan selama 6 bulan. Keluarga juga harus rutin memantau penderita agar rutin minum obat sampai sembuh total,” sarannya. (FARICHA UMAMI)
Editor : Intan Refa
Simak juga tema Idjen Talk lain :
