NewsPemerintahan

Hati-hati, Muncul Modus Penipuan MBG di Malang

Siswa SDN 3 Lowokwaru lahap menikmati Makan Bergizi Gratis. (Foto : Dwi Putri)
Siswa SDN 3 Lowokwaru lahap menikmati Makan Bergizi Gratis. (Foto : Dwi Putri)

CITY GUIDE FM, MALANG – Duh, tampaknya modus penipuan proyek Makan Bergizi Gratis (MBG) muncul juga di Kota Malang. Salah seorang City Guider, Ari Velvin melapor ke City Guide FM atas kecurigaannya terhadap proyek kawannya (warga Singosari) terkait MBG.

Kabarnya, proyek itu berasal dari salah satu ‘orang dalam’. Tapi belum jelas dari institusi mana .

“Ada teman jam 12 malam bawa moge (Harley), minta jualkan ke saya seharga Rp 90 juta. Katanya dapat proyek pengadaan nampan (wadah makan) dalam program MBG. Pengadaan ini skala Jatim. Teman saya ini diminta harus segera menyiapkan uangnya secara cash jam 10 siang kemarin (Rabu,15/1). Dan katanya sudah diproses, takutnya ini modus penipuan,” papar Velvin.

Sayangnya, menurut Velvin, kawannya itu sama sekali tidak merasa janggal terhadap penawaran ini. Si kawan itu sudah kepalang senang dengan tawaran yang menjanjikan untung besar itu.

Mendengar laporan ini, tim gatekeeper langsung meneruskan info ini ke Pemkot Malang dan Pemkab Malang. Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr Husnul Muarif langsung merespon kabar itu.

“Kalau Pemkot Malang masih uji coba dan berkoordinasi untuk perencanaan, teknis maupun distribusinya. Anggarannya bersumber dari APBN dan APBD. Bisa kroscek atau konfirmasi dulu sebelum memutuskan,” kata dr Husnul.

Karena masih uji coba, sehingga belum ada call center laporan modus penipuan MBG. Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Suwadji hanya menjawab singkat, tidak ada aduan penipuan.

Laporan dari Velvin ini tentu memantik respon dari City Guiders lain. Banyak yang meyakini bahwa ini adalah modus penipuan MBG. Salah satunya Anang Susanto.

“Ini 99 persen penipuan. Karena untuk program besar pasti melalui tender terpilih. Tidak ujug-ujug datang ke perseorangan. Mohon jangan tergiur keuntungan besar,” kata Anang.

“Itu modus penipuan. Hati-hati tidak ada tender skala Jatim. Apalagi dengan kata buru-buru, mendesak, minta cash. Kalau (itu proyek) beneran, ya tidak apa-apa. Kalau tipu-tipu, ya ikut prihatin Rp 90 juta,” sambung Dani.

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button