Situs Sekaran Masih Terganjal Anggaran
CITY GUIDE FM, BATU – Kondisi Situs Sekaran yang digadang-gadang menjadi ikon Desa Sekarpuro Kecamatan Pakis sekaligus destinasi wisata edukasi, tampaknya masih jauh panggang dari api. Pasalnya segala macam rencana ke depan dari situs ini masih terganjal anggaran, imbas realokasi anggaran akibat COVID-19.
Sekretaris Desa Sekarpuro Ahmad Suhadi mengatakan bahwa saat ini pihaknya berupaya semampunya membersihkan dan merawat area situs.
“Dari Pak Kades menugaskan salah seorang warga untuk membersihkan situs. Ini juga mau dibuatkan pagar bambu supaya tidak ada orang bebas keluar masuk,” kata Ahmad Suhadi kepada reporter City Guide FM.
Karena memang sebelumnya, siapapun bisa dengan bebas masuk ke dalam area ini. Sehingga kondisi situs yang menurut dugaan merupakan peninggalan Kerajaan Singosari ini, jadi rawan rusak akibat kunjungan dari orang-orang luar. Penampilan terkini situs ini, sekilas hanya seperti tumpukan batu bata saja.
Bahkan beberapa batu bata reruntuhan situs tersebut, sebagian besar tampak hancur. Belum lagi beberapa sampah plastik juga tampak berserak di sekitar lokasi. Sementara rumput-rumput ilalang tampak tumbuh subur di sekitar area situs.
Untuk bisa menuju ke lokasi, memang tidak ada tanda khusus. Hanya jalan setapak dan melewati sepetak lahan pekuburan tanpa pembatas. Jika tidak hati-hati, khawatir pengunjung akan tersandung batu nisan.
Di sisi lain, pemerintah Desa Sekarpuro sebetulnya memiliki rencana untuk membuat area situs ini menjadi destinasi wisata edukasi dan sejarah. Serta kafe sawah yang akan melengkapi wana wisata baru di Kecamatan Pakis ini.
Gagasan ini tentu dengan harapan bisa meningkatkan taraf ekonomi warga setempat dan meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes). Namun, tampaknya rencana untuk merevitalisasi kawasan situs tersebut masih tersendat.
Sebagai informasi tambahan, Jasa Marga menemukan Situs Sekaran saat melaksanakan pembangunan jalan tol Malang-Pandaan, tepatnya di kilometer 37. Temuan ini bahkan sempat menghentikan proses pengerjaan jalan tol tersebut. Sampai akhirnya Jasa Marga memutuskan untuk menggeser posisi jalur tol sehingga situs itu bisa aman dan terjaga.
Reporter : Intan Refa S
Editor : Intan Refa