CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Ada yang berbeda dengan Ramadhan tahun ini. Momen indahnya toleransi antar umat beragama terekam jelas, salah satunya yang sedang trending adalah war takjil. Terdengar sepele, tapi cukup menghangatkan. Dalam Idjen Talk yang bertajuk,”Ramadhan 2024 Pengingat Masih Tingginya Toleransi“, Anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Tina Goentomo mengatakan, toleransi selalu dibutuhkan kapan pun, tidak hanya ketika ada perayaan keagamaan.
“Sampai saat ini, tingkat toleransi di Kota Malang masih bagus. Bahkan Kota Malang jadi salah satu kota yang menjadi jujukan kota lain, untuk studi banding terkait toleransi,” ujar Tina.
Selain itu, pihaknya juga rutin melakukan dialog dan edukasi. Dengan mengundang para tokoh agama, perwakilan setiap sekolah dengan berbagai agama, jajaran pemerintah daerah. Artinya FKUB menjadi mediator toleransi dari lima unsur agama di Malang.
Baca juga :
Sementara itu, Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur dan Direktur Pascasarjana Unisma Prof M Mas’ud Said menyampaikan, toleransi terjadi ketika masing-masing individu menerapkan freedom of religion.
“Ramadhan menjadi momentum untuk meningkatkan toleransi. Esensi Ramadhan sudah terpatri sejak dulu. Hal itu menjadikan rangkaian Ramadhan sangat dihormati di Indonesia,” ujar Prof Mas’ud.
Seperti perilaku tolong-menolong, saling berbagi, dan saling menghargai. Tidak hanya dilakukan umat muslim, tapi non-muslim juga. Akan tetapi, menurutnya terdapat banyak konten agama, yang misleading dan tidak berdasar.
“Perlu kesadaran setiap individu untuk menyaring konten agama yang tidak berdasar. Supaya tidak mudah terprovokasi dengan isi konten yang tersebar,” imbuh Prof Mas’ud.
Saat Ramadhan, semakin marak para content creator yang memposting konten agama di media sosial. Tapi masih banyak content creator yang tidak bertanggung jawab penuh dengan isi kontennya. Sehingga menimbulkan kerusuhan dikalangan netizen. (FARICHA UMAMI)
Editor : Intan Refa, Kornelia Midun
Simak tema Idjen Talk lain :
