Musim Hujan, Hati-hati Penyebaran Leptospirosis
CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Selain penyakit demam berdarah, masyarakat juga harus mewaspadai penyebaran penyakit leptospirosis selama musim hujan. Dalam Idjen Talk edisi 7 Desember 2024, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Batu dr Susana Indahwati mengatakan pihaknya mendapati ada dua kasus leptospirosis.
“Kota Batu banyak lahan peternakan dan pertanian, membuat kasus leptospirosis cukup tinggi,” kata dr Susan.
Banyaknya lahan pertanian itu disinyalir menjadi rumah bagi tikus-tikus pembawa bakteri leptospira. Bakteri ini keluar bersamaan dengan air kencing tikus dan ikut dalam aliran arus air hujan. Sehingga ketika bakteri ini akan dengan mudah masuk ke dalam tubuh manusia melalui kontak langsung maupun lewat luka terbuka.
Untuk mengatasi ini, dr Susan telah bergerak cepat melakukan penanganan dan mitigasi. Sekaligus memberikan edukasi berupa pemahaman penyakit apa saja yang bisa muncul saat musim hujan, termasuk Leptospirosis.
Baca juga :
“Selain itu, Dinas Kesehatan Kota Batu menggencarkan kerja bakti membersihkan lingkungan sejak awal tahun 2024 secara simultan dan periodik. Terutama di daerah yang rawan penularan Leptospirosis,” lanjutnya.
Sementara itu, Dokter Umum IGD Hasna Medika Malang dr Realita Sari menjelaskan bakteri Leptospira sebagai penyebab penyakit Leptospirosis menular lewat air atau tanah yang terkontaminasi urin hewan yang terinfeksi.
“Beberapa hewan pembawa bakteri Leptospira adalah seperti tikus, anjing, babi, kuda dan sapi. Selain itu risiko penularan juga meningkat ketika musim hujan,” kata dr Realita.
Karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk terus menggencarkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk mencegah penyebaran Leptospirosis. (AN)
Editor : Intan Refa