CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Jumlah sumber mata air di Kota Batu semakin berkurang dari waktu ke waktu. Padahal, sumber air tersebut membantu pasokan air selain ke wilayah Kota Batu sendiri, juga ke Kota Malang dan Kabupaten Malang.
Dalam talkshow Idjen Talk bertema “Menjaga Sumber Mata Air Kota Batu”, Kepala DPUPR Kota Batu Alfi Nurhidayat menjelaskan bahwa dulu Kota Batu memiliki 157 sumber air. Namun, saat ini hanya tinggal 58 sumber mata air.
“Pemanfaatan air di wilayah Kota Batu sendiri masih belum merata. Daerah Kecamatan Bumiaji memang berlimpah, tapi sebagian Kecamatan Junrejo untuk mendapatkan air irigasi harus masih menunggu,” jelas Alfi.
Sejauh ini dari pihaknya mengupayakan penanaman pohon kembali, sampai gerakan penampungan air. Selain itu, perlu peran masyarakat untuk melindungi sumber mata air.
Sementara itu Dirut Perum Jasa Tirta 1 Raymond Vallent Ruritan menyatakan, sejak tahun 1934 Kota Batu sudah memberikan pasokan airnya ke Kota Malang melalui mata air Binangun. Pada desain pertamanya 200 liter per detik. Tapi saat ini bahkan sudah lebih dari 200 liter per detik.
“Perlu data yang akurat soal sisa sumber mata air saat ini yang ada di Kota Batu. Setelah itu baru nantinya bisa memaksimalkan upaya penyelamatan. Penurunan ini juga karena perubahan tata ruang, sampai hilangnya resapan air,” jelas Raymond.
Dosen Pengairan Universitas Brawijaya Hari Siswoyo mengatakan, ada cara untuk pelestarian sumber mata air. Antara lain meningkatkan cadangan air, rekayasa sistem, memuat biopori, sampai membuat sumur injeksi.
“Soal sumber mata air, bukan hanya kuantitasnya saja yang diperhatikan, tapi juga kualitas dari mata air. Saya bersama mahasiswa saya pernah melakukan survey penelitian. Masih ada beberapa sumber mata air, yang perlu pengelolaan. Karena ada beberapa mata air yang alirannya tidak jelas kemana, jadi terbuang sia sia,” jelas Hari. (WULAN INDRIYANI)
Editor : Intan Refa
