News

Kualitas Apel Batu Memburuk, Produktifitas Diujung Tanduk?

Sumber : Dok Istimewa

CITY GUIDE FM, BATU – Produksi komoditas buah apel yang menjadi ikon khas Kota Batu sudah sejak beberapa tahun terakhir mengalami penurunan, baik dari segi kualitas maupun produktifitas. Ada beberapa hal yang dikeluhkan oleh para petani apel, seperti kualitas tanah yang memburuk yang berakibat pada kualitas buah.


Lalu, faktor-faktor lain seperti penggunaan pupuk, usia pohon, hama hingga perawatan apel yang dikatakan cukup sulit, membuat beberapa petani apel terpaksa beralih komoditas pertanian yang digarapnya. Tidak sedikit petani apel beralih dari apel menjadi buah lain atau sayuran yang dianggap lebih menjanjikan.

Sumber : Dok Istimewa

Jika kondisi ini berlanjut, dikhawatirkan Kota Batu akan semakin kehilangan ikonnya sebagai Kota Apel. Menanggapi hal ini, PJ Walikota Batu Aries Paewai mengatakan saat ini pihaknya berupaya untuk memverifikasi lagi apa yang menjadi masalah di lapangan bersama dengan Distan KP maupun petani. Berikut pernyataannya.


“Maka oleh sebab itu saya mencoba nanti memverifikasi melalui Distan KP dan juga para petani kita pengen memberi masukan dulu apa saja yang menjadi keluhan utamanya. Kalau memang terkait dengan uji laboratorium, maka nanti akan kita undang professional yang menangani pertanian terkait mutu kualitas apel,” jelas Aries Paewai kepada reporter City Guide FM.


Sehingga, jika sudah diketahui akar masalah dan solusinya maka pihaknya bisa menerjunkan langsung para kader, untuk melakukan pembinaan dan pengelolaan tanaman buah apel. Oleh karena hal itu, pihaknya berupaya memformulasikan bagaimana strategi agar komoditas apel ini bisa bertahan.

Tidak hanya itu, menurut Aries Paewai, masalah lain yang dihadapi oleh petani apel adalah terkait distribusi dan pemasaran. Menurutnya sebenarnya mudah untuk didistribusikan karena buah apel sendiri, menjadi salah satu buah favorit yang disukai banyak orang. “Di Kota Batu ini ada berapa banyak hotel, semisal mereka menyediakan apel ini dua butir saja di tiap kamar, sudah berapa ton apel yang bisa terserap,” lanjutnya.

Seperti diketahui, saat ini kondisi kesuburan lahan apel sendiri memang sudah berada di titik kritis. Hal ini disebabkan oleh penggunaan pupuk kimia secara berkepanjangan. Ditambah lagi, rata-rata pohon apel yang ada di Kota Batu saat ini juga sudah berusia 40-50 tahun lebih. Sehingga selain dibutuhkan revitalisasi lahan, namun juga peremajaan pohon apel untuk menggantikan pohon yang sudah tua. (rep/ref)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x