CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Pemerintah Kabupaten Malang melakukan segala cara untuk menekan angka stunting. Dalam Idjen Talk edisi 8 Februari ini, Kabid Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang Gunawan Joko Utomo menyampaikan, upaya mencegah stunting bukan hanya fokus pada bayi. Tapi juga fokus kepada remaja putri.
Dia menilai cara itu bisa menjadi sarana mencegah stunting sejak dini, memasuki fase hamil dan punya anak. Tidak hanya itu, pihaknya juga melakukan edukasi kepada remaja putri melalui sekolah. Selain sosialisasi, juga ada pemberian suplemen penambah darah.
Kemudian, pencegahan juga fokus ke para calon pengantin, bekerjasama dengan KUA. Para calon pengantin, baik perempuan maupun laki-laki, sama-sama mendapatkan edukasi khususnya soal pemenuhan gizi dan nutrisi anak.
Sementara itu, Kepala KSM IKA RSU Brawijaya dr Melany Farrahdila menjelaskan, untuk mengatasi anak terlanjur stunting, bisa melakukan analisis penyebabnya terlebih dahulu. Dengan mengetahui penyebab awalnya, setidaknya bisa menentukan langkah untuk mengatasinya.
Khusus untuk anak usia 0-2 tahun, penanganan stunting bisa melalui pemantauan gizi dan nutrisi. Dia menyarankan pemantauan itu secara rutin, setiap Minggu atau setiap bulan. Pemulihannya bisa dengan memberikan vitamin A, yodium dan susu pertumbuhan.
Selain itu, pantauan juga meliputi potensi infeksi, salah satu nya dengan memberikan obat cacing. Perlu diketahui, stunting bisa berdampak pada gangguan otak anak.
“Hal ini terjadi karena otak berkembang di usia dini 0 sampai 2 tahun, yang menjadi usia rentan,” terang dr Melany.
Dampak lain yang mungkin timbul adalah imunitas rendah, diabetes, hipertensi dan produktivitas menurun. Beberapa faktor penyebab stunting antara lain infeksi, penyakit bawaan dan kekurangan gizi kronik.
Salah satu ciri anak mengalami stunting, bisa terlihat dari perkembangan tinggi badan dan berat badan yang tidak tampak peningkatan. Untuk itu, orangtua harus memperhatikan pemberian ASI eksklusif, pemberian MPASI, menjaga kebersihan, asupan gizi dan nutrisi. (ER/AN)
Editor : Intan Refa
