NewsPemerintahan

Pemkot Malang Rumuskan Transportasi Publik untuk Urai Macet

Sekda Kota Malang Erik Setyo Santoso saat sambutan di FLLAJ (foto : Intan Refa)
Sekda Kota Malang Erik Setyo Santoso saat sambutan di FLLAJ (foto : Intan Refa)

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Sekretaris Daerah Kota Malang Erik Setyo Santoso mewacanakan membentuk pondasi transportasi publik untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas. Hal ini dia sampaikan dalam diskusi Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Selasa (21/11).

Ini sesuai arahan dari Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, bagaimana caranya agar transportasi publik di Kota Malang dapat menampung mobilitas masyarakat.

“Sebab jika hanya mewadahi kepadatan arus dengan penambahan lebar jalan ataupun flyover itu tidak akan pernah cukup,” kata Erik.

Baca juga :

Seperti di area persimpangan yang menurutnya perlu pelebaran jalan, agar bisa mengalirkan arus atau antrian kendaraan tidak terlalu panjang. Pelebaran jalan itu, sudah pasti butuh pengadaan tanah. Karena proses pengadaan tanah itu lumayan panjang dan tidak mudah, maka perlu edukasi agar masyarakat tertarik untuk beralih ke transportasi umum.

“Untuk itu, sejumlah stakeholder merumuskan transportasi publik yang bisa menampung pergerakan arus lalu lintas. Sehingga dapat mengurangi jumlah kendaraan baik roda dua maupun roda empat,” lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang Widjaja Saleh Putra menambahkan forum ini juga membahas kajian manajemen rekayasa lalu lintas di tiga kecamatan. Yaitu Kecamatan Klojen, Blimbing dan Sukun. Menurutnya, perlu pengaturan bertahap khususnya di Kecamatan Blimbing yang merupakan pintu masuk dari Kota Batu dan Kabupaten Malang.

“Untuk kecamatan lain bertahap ya. Lalu kita juga membahas terkait evaluasi rekayasa lalu lintas di Buk Gluduk dan penataan parkir di Kayutangan. Yang menjadi keluhan masyarakat itu tidak ada bahu jalan untuk parkir,” kata Widjaja.

Sehingga menurutnya perlu penataan dengan tetap memanfaatkan tepi jalan selama belum tersedia lahan parkir khusus. Untuk itu, pihaknya mengharapkan ada masukan dari sejumlah pihak, khususnya akademisi dari ITN, Universitas Brawijaya dan Universitas Widyagama.

Reporter : Intan Refa

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio


x