Kota Malang dan Genangan

CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Analis Pembiayaan Infrastruktur PUPR Ahli Muda Kota Malang Yocky Agus Firmanda menyampaikan sekarang ini main drainase masih dalam pengerjaan perbaikan. Sehingga limpahan air yang seharusnya mengalir di saluran, meluap di jalanan sehingga mengakibatkan genangan.
“Pada 22 Oktober 2025 yang lalu, musim penghujan tinggi sehingga sempat menghambat pengerjaan khususnya di area Soekarno Hatta sebagai main drainase. Sekarang yang jadi prioritas itu jaringan utama. Kemudian bergeser ke drainase cabang atau yang lebih kecil,” jelasnya.
Menurutnya sejak tahun 2024 sampai 2025, titik genangan mulai turun signifikan. Hal ini karena pada jaringan sekunder, sudah ada shortcut untuk menuju main drainase. Setelah main drainase selesai, pihaknya akan fokus ke saluran-saluran kecil lainnya.
“Ini sebagai langkah menangani banjir yang masih terjadi sampai saat ini,” lanjutnya.
Hal ini dipertegas oleh Anggota Komisi C DPRD Kota Malang Arief Wahyudi yang menjelaskan bahwa banjir Kota Malang ini akibat air hujan yang tidak masuk ke saluran. Bukan banjir akibat luapan sungai.
Sementara itu, Ketua Departemen Pengairan Universitas Brawijaya Runi Asmaranto pernah menyampaikan bahwa permasalahan banjir di Kota Malang adalah akibat saluran irigasi berfungsi jadi saluran drainase. Kemudian seiring berjalannya waktu, pembangunan Kota Malang semakin banyak yang tidak seimbang dengan saluran drainase.
“Sudah saatnya melakukan pelebaran saluran drainase di tengah permukiman yang semakin padat. Bahkan sudah saatnya Pemerintah Kota Malang memikirkan untuk mewujudkan konsep eco drain atau drainase ramah lingkungan. Jadi mengelola kelebihan air dengan cara meresapkannya ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan air ke sungai sesuai kapasitas,” kata Runi. (WL)
Editor: Intan Refa




