News

Harga Sayur Terlalu Fluktuatif, Petani Pesanggem Akan Beralih Ke Kopi

dok. Istimewa

CITY GUIDE FM, BATU – Sejumlah petani pesanggem atau petani penggarap lahan hutan milik Perhutani di kawasan Bumiaji, mempertimbangkan untuk beralih komoditas pertanian mereka. Mereka ingin beralih dari petani sayur menjadi petani kopi.


Hal ini terungkap dalam kegiatan Sosialisasi bagi Pesanggem untuk Beralih Menanam Kopi di Bukit Jengkoang, Rabu kemarin (1/2). Peralihan fungsi pertanian tersebut disebabkan oleh harga sayur yang terlalu fluktuatif. Sehingga, dipilihlah tanaman kopi yang dinilai lebih menguntungkan bagi petani.


Pj Walikota Batu Aries Paewai yang hadir dalam kegiatan tersebut menegaskan akan mendampingi para petani untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. “Ini adalah niat baik pemerintah untuk selalu berkolaborasi meningkatkan kesejahteraan petani,” ungkapnya dalam sosialisasi tersebut.

dok. Istimewa


Menurut salah seorang petani kopi di Kota Batu, Herman, menjelaskan pengalamannya sebagai petani sayur yang beralih ke kopi. Menurutnya permasalahan klasik petani sayur adalah harga yang cenderung tidak stabil dan lebih murah dibanding modal yang telah dikeluarkan.


Begitu pula dengan Wahyu Eko, seorang pegiat pengolahan kopi menuturkan jika kebutuhan pasar terhadap kopi sangat tinggi saat ini. Tahun 2022 saja kebutuhan biji kopi mencapai 3 ton setahun. Namun, ketersediaan biji kopi mentah hanya 1,2 ton sampai 1,3 ton setahun.


Wahyu menambahkan sulitnya memenuhi kebutuhan biji kopi ini membuat dirinya harus mendatangkannya dari luar Kota Batu. “Prospek pertanian kopi dinilai sangat menguntungkan dan terbukti saya sudah bertahan di bisnis pengolahan kopi selama 10 tahun,” pungkasnya. (ref)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button