Tragedi kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, pasca laga Liga 1 antara Arema FC Vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10) lalu, telah menelan korban meninggal dunia di sebanyak 125 orang.
Sedangkan 302 orang mengalami luka ringan dan 21 lainnya luka berat. Sehingga harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit yang tersebar di Kabupaten serta Kota Malang.
Atas insiden itu membuat Presiden Klub Arema FC, Gilang Widya Permana meneteskan air matanya beberapa kali, saat ditemui awak media dalam Konferensi Pers di Kantor Manajemen Arema FC, Kandang Singa, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Senin (3/10/22).
Pemilik dari Juragan 99 Corps ini juga mengatakan, pihaknya berbelasungkawa atas tragedi yang memilukan tersebut. “Saya ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh korban, dan masyarakat Indonesia atas insiden pada 1 Oktober kemarin,” ujarnya.
Gilang menyebut, pihaknya terkejut dengan kejadian kelam yang menimpa ratusan Aremania maupun Aremanita. Sehingga beberapa diantaranya harus merenggut nyawa maupun mengalami luka berat.
“Jujur, kita sangat shock. Sampai banyak korban hingga ratusan dan kita sesali atas kejadian ini. Saya dan semua elemen di tim saat ini berkabung,” tuturnya kepada reporter City Guide FM.
Dirinya juga siap bertanggung jawab atas insiden tersebut. Dengan memberikan uang santunan untuk para keluarga korban meninggal dunia maupun korban luka yang kini masih dirawat.
“Saya siap bertanggung jawab penuh atas insiden tgl 1 Oktober. Kita juga berikan bantuan, meskipun apapun itu tidak bisa mengembalikan nyawa korban,” jelasnya.
Sebagai informasi, bantuan yang diberikan yakni Rp. 10 juta bagi keluarga korban meninggal dunia. Kemudian Rp. 5 juta untuk korban luka berat, dan Rp. 2 juta bagi korban dengan luka ringan.
Sementara itu, Komnas HAM membentuk tim Investigasi untuk mengusut tuntas Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10).
Saat ini, tim langsung menuju ke Malang. Hal itu disampaikan Komisioner Komas HAM, Choirul Anam. Ia mengatakan, ada beberapa agenda investigasi yang dilakukan.
“Agenda Komnas HAM ke Malang ini mengunjungi keluarga korban, rumah sakit. Kami koordinasi dengan Arema dan bertemu dengan pemain untuk tahu apa yang terjadi kemarin,” kata dia
Selain itu, tim ini sudah mengantongi beberapa data awal dari Aremania. Dimulai dari video, voice note, serta penggunaan gas air mata di insiden tersebut.
Kami lihat peristiwa ini secara objektif. Dari video ada tindak kekerasan dan penggunaan gas air mata. Dam beberapa hari ke depan, kami minta semua pihak bisa terbuka, termasuk polisi dan TNI,” pungkas dia. (rep-oky)