NewsPeristiwa dan Kriminal

Cerita Keluarga Driver Taksi Online yang Dibunuh, Apris Fajar

Karangan bunga dari PT Gojek Indonesia kepada keluarga Alm Apris (Foto : Intan Refa)
Karangan bunga dari PT Gojek Indonesia kepada keluarga Alm Apris (Foto : Intan Refa)

CITY GUIDE FM, KABUPATEN MALANG – Meninggalnya driver taksi online yang dibunuh, Apris Fajar Santoso masih meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya. Alm Apris Fajar Santoso (29) ditemukan tak bernyawa di jurang Piket Nol, Candipuro, Lumajang.

Reporter City Guide FM secara khusus ikut melayat ke rumah duka yang berada di Jalan Gatot Subroto, Desa Clumprit, Kecamatan Pagelaran. Tepatnya pada Kamis (15/6) pagi pukul 09.00 WIB, situasi di rumah duka tampak tenang dan lengang.

Sesekali tetangga, kerabat maupun teman datang silih berganti untuk turut berbelasungkawa dan menguatkan keluarga Alm Apris. Karena memang, jenazah Alm Apris ini sampai di rumah duka pada Rabu malam (14/6) sekitar pukul 22.00 WIB dan langsung dimakamkan malam itu juga.

Menurut keterangan dari istri Alm Apris, Maulid Dian, ratusan driver ojol Malang telah menunggu di kediamannya sebelum jenazah tiba. Bahkan kendaraan para driver ojol yang ikut melayat malam itu mengular hingga puluhan meter.

“Mereka ikut mengantarkan jenazah sampai pemakaman. Kira-kira sampai dini hari,” jelas Dian.

Ketika hari menjelang siang, satu per satu rombongan teman dan kerabat jauh terus berdatangan di rumah duka. Mulai dari rekan kerja Dian yang bekerja di instansi pemerintahan Kepanjen, kawan komunitas Sarangan Community yang berisikan driver se-Malang Raya. Bahkan ada sejumlah perwakilan dari Polres Malang yang mengembalikan ponsel milik Maulid Dian, yang sempat dibawa untuk melacak pelaku.

Baca juga :

Alm Apris tinggalkan dua anak yang masih kecil

“Anak yang pertama usia 5 tahun, kalau yang kedua 2 tahun,” ungkap Dian.

Dari dua anaknya itu, Alm Apris memang lebih dekat dengan si bungsu. Namun tampaknya kedua bocah itu masih belum begitu memahami apa yang telah menimpa ayah mereka. Apalagi si bungsu.

Setiap kali ada mobil berhenti di depan rumah mereka, dia langsung menghambur keluar dan memanggil ‘ayaah, ayaah’. Namun sayang, yang keluar dari dalam mobil justru para pelayat, bukan Apris.

Alm Apris adalah driver taksi online yang pekerja keras

Maulid Dian bercerita bahwa dia mengenal sosok suaminya itu sebagai orang yang ramah, humoris, bertanggungjawab serta pekerja keras. Enam tahun lamanya Alm Apris menjadi driver taksi online untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

“Dulu Apris pernah bilang begini, ‘Mak mengko lek tabunganku wes cukup tak ajak liburan nang Bali yo‘,” kata Nenek Alm Apris sambil menyeka air mata.

Menurut kawan dekatnya yang juga sesama driver, keluarganya pernah menegur Apris agar jangan bekerja terlalu keras, toh cicilan mobil Toyota Calya juga sudah lunas.

Di sisi lain, pihak keluarga juga menyesalkan pelaku yang telah menghilangkan nyawa Alm Apris.

“Tidak apa-apa kalau pelakunya mau mengambil harta bendanya. Bawa saja, tapi jangan juga membunuh,” ungkap nenek Alm Apris.

Pelaku gagal menjual mobil milik Alm Apris

Dua pelaku pembunuhan yaitu Exza dan Ahwan membawa kabur mobil Toyota Calya milik Alm Apris, setelah membuang jasad Apris di jurang Piket Nol, Lumajang. Menurut informasi yang beredar, kedua pelaku sempat membuang plat nomor kendaraan dan hendak menjualnya ke penadah.

Kedua pelaku mencoba menjual mobil tersebut di daerah Pasuruan dan Madura, namun gagal. Para penadah tersebut tidak mau membeli mobil milik Apris tersebut karena beritanya sudah terlanjur viral.

Hal ini sesuai dengan pengakuan pelaku dalam pers rilis pada Kamis (15/6) kemarin. Driver taksi online itu dibunuh untuk menguasai harta korban karena kedua pelaku tengah terlilit hutang.

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x