Idjen TalkNews

Waduh, Ratusan Ponpes di Malang Belum Mengantongi Izin

Idjen Talk edisi 30 Agustus 2024, "Ratusan Ponpes di Malang Belum Berizin, Bagaimana Nasib Santri?"
Idjen Talk edisi 30 Agustus 2024, “Ratusan Ponpes di Malang Belum Berizin, Bagaimana Nasib Santri?”

CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Kabid Pondok Pesantren (Ponpes) Kantor Kemenag Provinsi Jawa Timur Muhammad As’adul Anam mengatakan dalam satu tahun terakhir bermunculan pesantren baru. Jumlahnya cukup signifikan, ada sekitar 7.125 lembaga ponpes di Jawa Timur, tak terkecuali di Malang.

Karena ini, Jawa Timur menduduki peringkat kedua jumlah pesantren terbanyak setelah Jawa Barat. Sedangkan jumlah santri terbanyak, Jatim juaranya.

“Ini menunjukkan ketertarikan orang tua memasukkan anaknya ke pondok pesantren sangat tinggi. Karena banyak ponpes yang berhasil membuktikan kualitas lulusannya. Contohnya Ponpes Lirboyo Kediri,” kata Anam.

Untuk mendirikan pesantren baru, Anam mengatakan syaratnya antara lain harus ada kyai, memiliki asrama dan jumlah santri yang memadai. Selain itu, ada tiga tipe pesantren yang ada di Jatim yaitu Ponpes Salafiyah, Muallimin dan yang terintegrasi pendidikan umum.

Di Kabupaten Malang sendiri terdapat ratusan ponpes yang berdiri. Kasi Pendidikan Diniyah dan Ponpes Kantor Kemenag Kabupaten Malang Muhammad Arifin ada 603 ponpes, 300 lebih di antaranya belum mendapatkan Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSP).

“Banyak ponpes yang belum dapat NSP mengalami sejumlah kendala. Mulai dari proses verifikasi atau kelengkapan berkas yang tak kunjung diperbaiki lembaga. Sehingga waktu penerbita NSP terulur,” kata Arifin.

Rata-rata proses pengajuan NSP itu menghabiskan waktu sekitar 15 hari. Saat ini lembaga pondok pesantren yang sudah berizin di Kabupaten Malang ada 293 lembaga. Ketua Yayasan QAF (Quran Academic Foundation) Institute Wahyu Ainul Yaqin mengatakan pengurusan NSP sebenarnya tidak terlalu rumit.

“Kami hanya butuh waktu sekitar satu bulan saja,” kata Wahyu.

Dia menjelaskan QAF adalah pesantren yang khusus menyiapkan santrinya untuk kuliah ke Universitas Al-Azhar Mesir yang berkaitan dengan belajar kitab-kitab. Namun tidak menurut kemungkinan ada santrinya yang ingin berkuliah ke kampus lain. (Faricha)

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button