Pemerintahan

Travel Warning Buntut Chaos, Bagaimana Pariwisata di Malang?

City Guide Fm – Sektor pariwisata di Kota Malang ikut terdampak buntut travel warning dan situasi chaos nasional pada akhir Agustus 2025. Sejumlah destinasi mencatat penurunan signifikan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi, menyampaikan dalam Talkshow Idjen Talk di Radio City Guide FM, bahwa salah satu titik yang mengalami imbas cukup besar adalah kawasan Kayutangan Heritage.

“Kayutangan biasanya bisa mencapai 1.500 kunjungan per hari, tetapi sempat turun menjadi 600 kunjungan. Beberapa toko di koridor Kayutangan juga sempat tutup,” ujar Baihaqi.

Penurunan juga terjadi di Kampung Warna-Warni Jodipan, yang biasanya didominasi wisatawan mancanegara.

“Biasanya kunjungan mancanegara di Jodipan mencapai 250 sampai 500 orang per hari. Namun pasca travel warning turun sekitar 50 persen,” tambahnya.

Baihaqi menegaskan Pemkot Malang telah mengambil langkah cepat untuk menjaga situasi pariwisata agar tetap kondusif. Salah satunya adalah penguatan kolaborasi tiga wilayah Malang Raya: Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu.

“Kami terus melakukan pemantauan destinasi dan memperkuat kolaborasi dengan tiga wilayah Malang Raya. Travel warning itu sifatnya peringatan dini saja. Sekarang kondisi sudah mulai pulih dan kunjungan kembali ramai,” jelasnya.

Ketua PHRI BPC Kota Malang, Agoes Basoeki, mengakui bahwa gelombang demonstrasi dan travel warning yang dirilis sejumlah negara pada akhir Agustus lalu sempat memukul okupansi hotel.

“Tingkat hunian hotel menurun dan banyak agenda hotel maupun resto yang terpaksa dialihkan atau diundur,” ungkap Agoes.

Namun kondisi mulai membaik memasuki 4 September 2025.

“Memasuki tanggal 4 September, kunjungan sudah aman terkendali. Long weekend juga sangat membantu. Tamu mancanegara pun mulai terlihat lagi,” katanya.

Kepala Pusat Kajian Pariwisata Diploma Kepariwisataan UNMER Malang, Ayu Fitriatul Ulya, menilai Pemkot Malang perlu mempercepat strategi pemulihan pariwisata melalui promosi yang agresif dan kolaboratif.

“Pemkot perlu mengoptimalkan branding di media sosial untuk menunjukkan bahwa pariwisata Kota Malang aman,” kata Ayu.

Ia juga menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor PHRI, Pokdarwis, hingga kepolisian untuk memberikan transparansi informasi seputar event pariwisata, keterisian hotel, hingga fleksibilitas reschedule saat situasi tak kondusif.

“Warganet juga punya peran penting untuk menyampaikan kondisi riil di Indonesia, agar framing pariwisata Kota Malang tetap positif di mata dunia,” tegasnya. 

Reporter : Yolanda Oktaviani

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button