NewsPemerintahan

PHRI Kota Malang Berencana Datangi DPRD Imbas Efisiensi

Hotel Aria Gajayana, salah satu hotel yang jadi tujuan menginap wisatawan. (Foto : Dwi Putri)
Hotel Aria Gajayana, salah satu hotel yang jadi tujuan menginap wisatawan. (Foto : Dwi Putri)

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang berencana mengadakan hearing dengan DPRD Kota Malang untuk menyampaikan sejumlah keluhan terkait imbas efisiensi anggaran terhadap industri perhotelan.

Ketua PHRI Kota Malang Agoes Basoeki menyebutkan bahwa Inpres 1/2025 telah berdampak signifikan pada bisnis hotel di Kota Malang.

“Banyak hotel yang terdampak yang revenue-nya turun karena adanya pembatalan kegiatan,” ujar Agoes.

Pada kondisi ini, tenaga kerja yang akan merasakan dampaknya. Meski saat ini belum ada laporan pengurangan karyawan. Namun jika situasi seperti ini terus berlanjut, kemungkinan tersebut tidak bisa terhindarkan.

“Kami tentu berharap tidak sampai ada pengurangan tenaga kerja, tetapi jika dampaknya semakin besar, bisa saja terjadi. Tentu harus mengikuti aturan yang berlaku,” tambahnya.

Selain industri perhotelan, imbas efisiensi ini juga terasa di sektor lain yang masih berkaitan.

“Kalau hotel tidak berjalan, otomatis mitra-mitra lain seperti penyedia katering, dekorasi, transportasi, hingga UMKM sekitar juga terdampak. Pajak dari sektor ini juga menurun karena pemasukan hotel berkurang,” jelasnya.

PHRI Kota Malang mengikuti langkah PHRI pusat dan provinsi yang telah lebih dulu melakukan pertemuan dengan DPR RI dan DPRD Provinsi Jawa Timur. Mereka berharap diskusi dengan DPRD Kota Malang dapat memberikan pertimbangan agar kebijakan efisiensi tetap memperhatikan sektor-sektor yang terdampak.

Agoes menyebutkan bahwa dampak kebijakan pemangkasan ini sudah mulai terasa sejak akhir Februari hingga Maret 2025. Namun, sektor perhotelan masih terbantu oleh adanya kegiatan buka puasa bersama di restoran.

“Hampir semua hotel yang tergabung dalam PHRI terdampak, terutama yang sering mengadakan kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition). Sementara hotel kecil masih bisa bertahan,” ungkapnya.

Agoes memahami bahwa tidak mungkin menghapus kebijakan efisiensi tetapi ia berharap ada skala prioritas.

“Kami ingin menyampaikan masukan agar masih ada kegiatan di hotel,” katanya.

Reporter : Dwi Putri

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button