CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Ketua Konsil Kedokteran Indonesia 2020-2023, dr Putu Moda Arsana menjelaskan soal istilah Menteri Kesehatan RI terkait wacana naturalisasi dokter, itu tidak ada dalam Undang Undang Paradoks 17 Tahun 2023.
“Karena naturalisasi itu berarti perpindahan identitas jadi WNI. Tapi kalaupun dalam istilah naturalisasi ini, dokter asing datang ke Indonesia memang tidak masalah,” kata dr Putu.
Dokter asing yang datang ke Indonesia itu memiliki dua tujuan yaitu praktek atau pendidikan (transfer knowledge). Untuk izin praktek, STR yang berlaku sesuai UU maksimal 2 tahun. Itu pun khusus dokter spesialis, sub spesialis dan konsultan.
“Jadi dokter umum tidak masuk. Meskipun sudah pernah ada bahasan dalam MEA soal perpindahan dokter umum di ASEAN, tapi belum secara detail,” lanjutnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Organisasi, Advokasi, Regulasi dan Kebijakan IDI Jatim dr Kasil Rokhmad mengatakan dokter asing yang datang ke Indonesia tetap harus menjalani seleksi. Tidak semua dokter asing memiliki kualitas yang bagus. Pun juga kualitas dokter di Indonesia itu tidak kalah dengan luar negeri.
“Fakultas kedokteran yang ada di luar negeri, tidak semuanya mampu menghasilkan dokter yang berkualitas. Persepsi masyarakat selama ini adalah sesuatu dari luar negeri itu selalu bagus,” kata dr Kasil.
Jadi kredibilitas kampusnya juga berpengaruh. Menurut dr Kasil, yang jadi permasalahan di Indonesia adalah pemerataan nakes. Sedangkan dokter asing itu belum tentu mereka mau ditempatkan di daerah terpencil.
Ketua Asosiasi Malang Health Tourism Ardantya Syahreza menjelaskan keluhan masyarakat soal medis itu, ada pada alur yang terlalu panjang dan memakan waktu. Sehingga tidak jarang masyarakat Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri seperti Singapura.
“Kami selalu berupaya agar masyarakat yang berobat ke luar negeri semakin sedikit, melalui Malang Health Tourism ini,” kata Ardan. (WL)
Editor : Intan Refa
Simak juga tema Idjen Talk lain :
