Ekonomi BisnisNews

Literasi Keuangan Masyarakat Jomplang, Rentan Kena Scam

ilustrasi pencurian data oleh hacker. (freepik.com/storyset)
ilustrasi pencurian data oleh hacker. (freepik.com/storyset)

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat indeks literasi keuangan dengan indeks inklusi keuangan secara nasional masih cukup jomplang atau timpang. Indeks literasi keuangan tercatat sebesar 66 persen. Sedangkan, indeks inklusi keuangannya mencapai 80 persen.

Secara harfiah, literasi keuangan merujuk pada pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam mengelola keuangan. Dalam artian, seberapa besar masyarakat paham tentang produk dan layanan perbankan maupun sikap terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan finansial.

Sedangkan inklusi keuangan merujuk pada seberapa banyak akses masyarakat menggunakan produk dan layanan keuangan. Seperti kredit, asuransi maupun investasi dan lain sebagainya.

“Bisa dibilang yang paham keuangan itu 66 persen, tapi yang akses layanan keuangan itu 80 persen. Artinya ada 14 persen masyarakat yang mengakses layanan keuangan tapi tidak paham terkait itu,” jelas Kepala OJK Malang Farid Faletehan.

Inilah yang menurut Farid menjadi celah maraknya kasus penipuan atau scam. Hingga April 2025, OJK Malang telah memberikan 601 laporan termasuk pengaduan. Dari 85 laporan terkait fintech, 28 persen di antaranya terkait penipuan.

Lalu dari 114 laporan terkait aktivitas keuangan ilegal, 50 persennya adalah aduan soal pinjaman online (pinjol). Berkaitan dengan ini, Farid meminta masyarakat untuk memastikan aplikasi pinjol terdaftar di OJK.

Perlu diingat fintech lending atau pinjol yang terdaftar dan berizin OJK hanya meminta akses CAMILAN (Camera, Microphone and Location). Serta yang terpenting adalah pinjamlah sesuai kebutuhan dan kemampuan dan jangan lupa membayar utangnya. Sebisa mungkin hindari bermasalah dengan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Check Also
Close
Back to top button