Budaya dan PariwisataNews

Konsep BSFF 2025 Berubah, Kurasi Peserta Diperketat

Ketua PHRI Kota Batu Sujud Hariadi. (Foto: Asrur Rodzi)
Ketua PHRI Kota Batu Sujud Hariadi. (Foto: Asrur Rodzi)

CITY GUIDE FM, KOTA BATU – Di balik kemeriahan penyelenggaraan Batu Street Food Festival (BSFF) ke-8 tahun 2025, ternyata ada sejumlah penyesuaian dari sisi konsep. Setelah beberapa tahun terakhir mengejar jumlah peserta untuk menutup kebutuhan biaya, PHRI Kota Batu memutuskan untuk mengembalikan fokus pada kualitas.

Hal itu disampaikan Ketua PHRI Kota Batu Sujud Hariadi di lokasi kegiatan di Balai Kota Among Tani. Menurut Sujud, penyelenggara sebenarnya telah berhasil membawa BSFF masuk sebagai salah satu dari 100 agenda terpilih Karisma Event Nusantara (KEN) selama dua tahun berturut-turut. Namun, dalam proses mempertahankan status tersebut, event cenderung menambah jumlah stan kuliner hingga di luar kapasitas ideal.

“Tahun sebelumnya kita banyak mengejar kuantitas. Kita menambah booth untuk menutupi biaya karena dukungan sponsor terbatas. Tapi ternyata dampaknya ke kualitas, terutama kebersihan dan pengelolaan sampah,” ujarnya.

PHRI menilai besarnya jumlah booth membuat pengelolaan teknis di lapangan menjadi kurang optimal. Aspek seperti sanitasi, alur pengunjung, hingga estetika stan mengalami tantangan. Karena itu, pada BSFF 2025, pihaknya hanya menerima 30 booth hasil kurasi. Termasuk satu peserta dari PHRI Malang Raya serta satu dari komunitas Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekraf).

“Semua booth kita kurasi dengan ketat. Fokusnya bukan lagi banyak atau sedikit. Tapi bagaimana kualitas sajian, kebersihan, dan penyajian ini bisa dikontrol,” kata Sujud.

Penataan ulang juga ada pada tampilan acara lain di dalam rangkaian BSFF, seperti pertunjukan musik, live cooking, maupun kompetisi internal. Selain penyesuaian jumlah peserta, panitia juga menerapkan metode transaksi yang lebih tertib untuk memudahkan pencatatan perputaran ekonomi selama tiga hari penyelenggaraan.

Panitia akan mengarahkan pengunjung menggunakan QRIS. Sementara warga yang membawa uang tunai wajib menukar kupon pada panitia.

“Tujuannya agar seluruh transaksi bisa terpantau. Dengan QRIS lebih mudah menelusuri. Kalau tunai kan tidak tercatat,” jelasnya.

Sujud berharap penerapan kurasi ketat dan pembatasan jumlah peserta dapat mengembalikan standar BSFF sebagai festival kuliner yang layak menjadi representasi produk hotel dan restoran di Kota Batu. Ia menekankan bahwa meskipun konsepnya street food, cita rasa dan standar kebersihan harus tetap mengikuti standar industri hospitality.

Reporter: Asrur Rodzi

Editor: Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button