Setelah tim sepakbola putra, kini nasib tim sepak bola putri Kota Malang juga harus mendapat sanksi yang sama.
Kamis (30/6/22) KONI Kota Malang mendapatkan surat putusan dari Dewan Pengawas PORPROV Jatim. Hal itu dikarenakan dua pemainnya diklaim berasal dari luar daerah Kota Malang, yakni Cici Santikah dan Mizalunna Azzuri.
Meskipun didiskualifikasi, tim sepak bola putri masih mendapatkan medali perak di cabor ini. Hal itu disampaikan Sekretaris KONI Kota Malang Ahmad Anang Fatoni saat ditemui di Aston Hotel & Resort, Kabupaten Jember.
“Meskipun kami dapat diskualifikasi, tapi kita dapat medali perak. Dan perebutan perunggu tim Kabupaten Bondowoso juga dinyatakan kalah,” ujarnya.
Kepada reporter City Guide FM, ia menjelaskan Raihan medali perak itu pun disyukuri oleh pihaknya. Sebab, dirinya mengaku bangga dengan para atlet sepak bola putri Kota Malang.
“Kami bangga atas raihan medali ini. Meskipun diskualifikasi berpengaruh kepada tim. Tapi kami akan evaluasi ke depannya di pertandingan mendatang,” tuturnya.
Anang pun tidak bisa berbuat banyak atas sanksi itu. Sebab, sanksi tersebut sudah mutlak dan tidak bisa diajukan banding ke pihak Dewan Pengawas PORPROV Jatim.
“Ya kami berlapang dada dengan keputusan itu karena sudah final dan harus tunduk. Kita ikuti aturan hukum yang ada,” imbuhnya.
Meskipun begitu, dia menyarankan sanksi ini bisa dijadikan evaluasi ke depannya oleh panitia penyelenggara.
Sebab, dua pemain yang dikatakan melanggar aturan itu sudah bermain sebelumnya tiga kali dan tidak dipermasalahkan. Bahkan saat proses verifikasi pihak panitia meloloskan keduanya.
“Tapi ketika final kok tiba-tiba dilaporkan dan berujung sanksi. Ini yang kami harapkan mampu menjadi evaluasi bagi panitia penyelenggara,” pungkasnya.
Sebagai informasi, sanksi diskualifikasi itu muncul setelah tim Kabupaten Bondowoso melaporkan ke panitia penyelenggara. Laporan itu dildkukan setelah Kabupaten Bondowo kalah telak 4 – 0 melawan Kota Malang di sepak bola putri. (OK)
