CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Rangkaian kegiatan Festival Kali Brantas selanjutnya berada di Kampung Tridi Kesatrian. Kamis pagi (27/7) tim kebersihan DLH Kota Malang bersama warga menyapu bersih Kampung Tridi Kesatrian, bertepatan dengan peringatan Hari Sungai Nasional.
Setelah kerja bakti massal kemudian disusul dengan pertunjukan kesenian Jaranan Tridi serta tari-tarian anak-anak. Acaranya begitu meriah, bahkan selain masyarakat sekitar, wisatawan asing juga turut menyaksikan ritual tersebut.
Setelah sambutan dan penampilan tari anak, lanjut umbul doa jaranan, lalu pementasan dan arak-arakan jaranan ke tepi Kali Brantas. Selanjutnya, para pemain jaranan duduk di tepian sungai mengikuti ujub dan umbul doa lengkap dengan sesajen yang dipimpin oleh Ki Demang.
“Doa-doa ini kita panjatkan di tepian Kali Brantas sebagai penanda bahwa kita meminta keselamatan dan keberkahan Tuhan Yang Maha Kuasa. Selain itu mengajak untuk metri atau melestarikan lingkungan Kali Brantas,” ungkap Ketua Pokdarwis Kota Malang Ki Demang.
Baca juga :
Setelah umbul doa, lalu Ki Demang memimpin upacara guyang jaran Kali Brantas. Yaitu memandikan alat alat kesenian jaranan oleh pemain jaranan.
“Memetri Kali Brantas itu upaya melestarikan keseniannya juga. Karena sejatinya Kali Brantas pernah menjadi pusat peradaban kerajaan. Mulai Kanjuruhan, Singhasari dan Majapahit yang telah melahirkan ragam macam seni budaya,” lanjut pria bernama asli Isa Wahyudi itu.
Ketua Pokdarwis Kampung Tridi Kesatrian Adnan saat menata dan memberikan arak-arakan menjelaskan, pencucian alat kesenian itu memiliki maknanya sendiri.
“Ini sebagai simbol mensucikan diri dan barang-barang agar juga menyatu dengan alam. Jadi istilahnya ngguyang jaran,” terangnya.
Endang selaku perwakilan dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata mengapresiasi bahwa festival ini mengajak semua warga untuk menjaga dan melestarikan lingkungan dan Sungai Brantas.
Editor : Intan Refa
