NewsPemerintahan

Global Talent Day, Tekan Risiko CPMI Ilegal


Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar menghadiri Global Talent Day. (Foto: Istimewa)
Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar menghadiri Global Talent Day. (Foto: Istimewa)

CITY GUIDE, KOTA BATU – Dinas Tenaga Kerja Kota Batu mencatat terdapat 68 Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) pada 2023. Pada tahun 2024 turun menjadi 44 orang. Hingga Juli 2025, jumlah CPMI Kota Batu tercatat ada 26 orang yamg seluruhnya adalah perempuan.

Rinciannya: Januari 3 orang (rata-rata usia 45 tahun), Februari 5 orang (33 tahun), Maret 2 orang (35 tahun), April nihil, Mei 5 orang (40 tahun), Juni 7 orang (38 tahun), dan Juli 4 orang (30 tahun). Dari data tersebut terlihat bahwa dominasi pekerja adalah perempuan berusia 30–45 tahun, yang rentan terhadap risiko kerja di luar negeri jika tidak dibekali keterampilan dan informasi yang memadai.

Oleh karena itu, pemerintah pusat menggelar Global Talent Day pada 8–9 Agustus 2025 di Kecamatan Singosari, untuk mencegah keberangkatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) secara illegal. Sekaligus meningkatkan kompetensi calon pekerja migran, termasuk dari Kota Batu.

Wali Kota Batu Nurochman yang menghadiri kegiatan tersebut pada Sabtu kemarin (9/9) menyebut terselenggaranya Global Talent Day memberikan wawasan dan motivasi penting.

“Kegiatan ini menunjukkan komitmen pemerintah pusat dan daerah untuk bersama-sama mempersiapkan tenaga kerja yang berkualitas dan berdaya saing global,” kata Nurochman.

Di kesempatan yang sama Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar menjelaskan bahwa Kabupaten Malang dipilih sebagai pusat kegiatan karena memiliki jumlah pekerja migran yang tinggi. Serta berpotensi besar menjadi talent global.

Menurutnya Setiap calon pekerja migran harus berangkat dengan keterampilan matang, memahami budaya serta aturan negara tujuan. Selain edukasi soal keamanan, kegiatan ini juga mengangkat lima isu sektoral penting.

Antara lain standar global profesi perawat, kompetensi manufaktur internasional, kualitas layanan hospitality global, penguatan BLK/LPK dan sekolah vokasi, serta profesionalisme caregiver berbasis standar global.

Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang mencatat, setiap bulan ada 200–300 warga yang mendaftar bekerja ke luar negeri, dengan total 3.495 orang pada 2024. Mayoritas bekerja di Hong Kong dan Taiwan. Sebagian lainnya di Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Jerman, dan Jepang. Pekerja informal seperti ART atau caregiver masih lebih banyak dibanding pekerja formal.

Reporter: Asrur Rodzi

Editor: Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Check Also
Close
Back to top button