Blues SpiritNews

Blues Spirit Sesi 19 : Sepenggal Surga di Wilayah Malang Utara

Blues Spirit Sesi 19

Sepenggal surga di wilayah utara Malang Raya, yang saya sebut pada Blues Spirit Sesi 18 lalu, ayo kita lihat lagi.

Khususnya dua kecamatan yang masih terus berusaha bangkit dan berjuang menemukan hikmah, dibalik aktifnya jalan tol Malang-Pandaan sejak 4 tahun silam itu. Dua kecamatan itu adalah Lawang dan Singosari.

Keduanya kalau digabung, cukup luas. Sekitar 25 ribu Ha, dengan penduduk sekitar 235 ribu jiwa. Keduanya menyimpan sejarah Kerajaan Singhasari. Sehingga situs peninggalan bertebaran di situ.

Wilayah ini, di sisi baratnya adalah kaki Gunung Arjuno yang luar biasa indahnya itu. Tanaman kopinya cukup andal karena mendapat sinar matahari pagi yang berlimpah.

Hamparan bawahnya terdapat kebun teh yang luas, ada sejak zaman Belanda. Di samping kebun teh, ada bukit yang indah, bernama Buduk Asu.

Di bawahnya lagi paling ujung utara ada gunung kecil, Wedon namanya. Menyimpan banyak cerita. Dipercaya sebagai puncak Arjuno, yang sengaja ditaruh di situ. 

Lalu, di seberang timur jalan raya, ada Srigading Sidoluhur untuk paralayang. Angin dan konturnya, konon sekelas paralayang dunia. Pernah diresmikan Bupati Malang Rendra.

Paralayang itu nyambung ke paralayang Sempu di Sumber Ngepoh. Di dekat situ juga ada sumber air Krabyakan yang mengalirkan air minum sampai Pasuruan. Mengimbangi sumber air minum Polaman, di sisi barat, untuk PDAM kabupaten.

Masih ada sumber air sehat Kalireco, yang sumber di sebelahnya dipakai oleh perusahaan Jepang, Otsuka untuk infus dan minuman sehat. Ditambah Air Terjun Supit Urang yang indah di Srigading.

Di ujung timur, tampak Gunung Semeru dan tentu saja juga Gunung Bromo di depannya, yang semua itu memeluk dua kecamatan ini, sehingga suhu di sini berkisar antara 18-30 derajat Celsius.

Memberi kesejukan dan kesuburan. Sayangnya, potensi alam itu belum diexplorasi secara sungguh-sungguh sebagai kawasan dengan hasil bumi tertentu yang berkelas, plus kepariwisataan yang juga berkelas.

Belum. Baru apa adanya sekarang ini. Blm terdengar narasi utuh, terencana, mau diapakan wilayah paling utara ini, untuk satu ekosistem ekonomi dan pelestarian demi kesejahteraan. 

Gerakan pembangunan masih terasa ke selatan saja. Utara masih anak tiri. Padahal, kurang apa kekuatan dua kecamatan ini.

Lihatlah, yang existing saja kota Lawang misalnya pernah dinobatkan oleh Kementerian Parekraf sebagai Kota Tua merupakan 100 Wonderful Indonesia tahun 2018.

Sayangnya pancingan itu belum juga gerakan menguatkan heritage-nya yang bertebaran. Ada stasiun, markas CPM, ada hotel pertama di Indonesia, bernama Niagara dan lain-lain.

Ada juga dua kuburan Cina yang legendaris, besar dan sangat bagus. Itu….. apa sudah terpikir jadi memorial park seperti di Philipina, yang malam-malamnya hidup untuk peziarah?!

Pasar wisatanya yang pernah terpukul, limbung tidak lagi disinggahi wisatawan, karena mereka naik tol, sudah perlu penataan. Ada pengusaha berani yang telah membangun real estate mewah tepat di gerbang masuk Malang Raya itu, bagaimana membantunya untuk bangkit?!

Karena sudah berani investasi ratusan miliar untuk penyediaan rumah tinggal yang layak dan berfungsi villa?! Lalu Singosari, yang juga telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, KEK, yang konon dananya tersedia 33 triliun itu?!.

Tapi apakah penyiapan lahannya sudah clear dan tidak lagi membuat gubernur marah, karena dananya sudah tersedia, pembebasannya kok belum juga tercapai utuh?

Ada yang berupaya menerobos kebekuan semua itu. Apa dan bagaimana?! Ikuti Blues Spirit Sesi 20 nanti. 

Imawan Mashuri

Arek Malang, Founder Arema Media Group, JTV dan beberapa media di Indonesia.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x