
CITY GUIDE FM – Berbagai jenis jamu tradisional sudah dikenal masyarakat Indonesia sebagai alternatif pengobatan sejak dulu. Hingga sekarang pun, masyarakat masih kerap meminumnya untuk menjaga tubuh tetap bugar.
Ada banyak jenis jamu tradisional dengan segudang manfaat bagi kesehatan tubuh tergantung dari bahan rempah-rempahnya. Melansir berbagai sumber, berikut ini di antaranya :
Beras Kencur
Jamu beras kencur memiliki mineral dan berbagai senyawa aktif yang bersifat antioksidan, antibakteri, dan antiradang. Oleh sebab itu, jamu ini sangat berkhasiat untuk mengontrol gula darah, meningkatkan nafsu makan anak, mengobati diare, batuk berdahak, hingga mempercepat pemulihan setelah melahirkan.
Baca juga :
Temulawak
Jamu ini sering diberikan pada anak-anak, karena mampu meningkatkan nafsu makan. Selain itu, meminum jamu temulawak juga dapat meningkatkan sistem imun tubuh. Sehingga tubuh terhindar dari penyakit seperti pilek dan masuk angin serta menyembuhkan penyakit pencernaan dan radang sendi.
Kunyit Asam
Umumnya, para perempuan meminum jamu kunyit asam untuk mengatasi nyeri haid. Karena kandungan curcumin dan antosianin pada kunyit serta asam merupakan analgesik atau pereda nyeri. Senyawa lain dalam jamu ini juga bisa meredakan demam dan melancarkan pencernaan.
Jamu Pahitan atau Brotowali
Sebetulnya jenis jamu tradisional ini terbuat dari daun sambiloto dan brotowali hanya tambahan saja. Meski rasanya sangat pahit, jamu brotowali berkhasiat untuk mengatasi pegal linu, pengobatan diabetes, radang sendi, penyakit kuning, dan gatal-gatal.
Sinom
Berbahan dasar daun asam yang masih muda, jamu sinom sangat bermanfaat untuk wanita. Seperti mengatasi masalah keputihan, meremajakan dan mencerahkan kulit, serta meredakan nyeri haid. Karena selain daun asam, ada juga temulawak, kunyit, kapulaga, kayu manis, serta pala.
Wedang Jahe
Banyak orang mengonsumsi rebusan air jahe untuk menghangatkan badan. Selain itu ada manfaat lainnya dari jamu ini, yakni untuk mengobati flu, masuk angin, maag, hingga mengurangi reaksi alergi.
Penulis : Faydina Rizki (magang)
Editor : Intan Refa