KhazanahNews

Yuk Berkenalan Dengan Ozy, Kolektor Barang Antik Asal Malang

Ozy saat menyetel gramafon miliknya (Foto : Oky Novianton)
Ozy saat menyetel gramafon miliknya (Foto : Oky Novianton)

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Tertarik dengan barang kuno nan antik? Mungkin kamu harus berguru dengan kolektor barang antik asal Malang ini, Muhammad Rizky Fatchurozy atau Ozy. Pemuda yang tinggal di Jalan Ir Rais Gang 14, Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Sukun ini memiliki lebih dari 180 barang antik di kediamannya.

Ada radio tabung, fonograf, hingga gramafone era 1900-an. Saat reporter City Guide FM mengunjungi rumahnya, suasana klasik tempo dulu langsung terasa. Ozy bercerita, kegemarannya ini dia ikuti dari jejak ayahnya, Muhammad Cholil yang lebih dulu mengoleksi barang antik itu.

“Tahun 1999-an itu banyak sekali barang-barang jadul milik bapak saya. Saat masuk kelas 5 SD, saya selalu ikut kala bapak beli dan jual barang antik. Itulah awal mula saya menyukai barang antik hingga sekarang,” ujarnya, Minggu (13/08).

Baca juga :

Meneruskan jejak ayahnya, Ozy tidak jarang membeli radio tabung seperti merk Telefunken yang produksi tahun 1944 dan 1946 hingga radio transistor tahun 1967. Untuk mendapatkan barang-barang jadul itu, ia peroleh dari berbagai daerah hingga mancanegara. Seperti Amerika Serikat dan Belanda.

“Saat SMP, saya berburu radio sampai di sebuah desa, Kabupaten Blitar. Barang itu awal nya tidak terawat. Tapi, saya bawa ke rumah dan saya perbaiki akhirnya bisa berfungsi kembali,” lanjut pemuda 26 tahun itu.

Saking banyaknya barang yang dimiliki, dia sadar bahwa barang antiknya memiliki nilai investasi yang lumayan tinggi. Lantas, ia coba menjualnya ke Facebook hingga marketplace.

Ozy memegang radio jadul miliknya (Foto : Oky Novianton)
Ozy memegang radio jadul miliknya (Foto : Oky Novianton)

Harga jualnya bisa sampai jutaan rupiah

“Harganya mulai dari ratusan ribu sampai Rp 15 juta. Ada juga kolektor dari luar kota, datang ke rumah sambil berbelanja barang koleksi saya. Termasuk kemarin kolektor dari Medan dan Padang itu beli empat radio tabung tahun 1950-an,” tambahnya.

Ozy juga belajar dari ayahnya untuk merawat hingga membedakan barang antik yang asli dan palsu.

“Saya pernah ketipu. Saat itu kondisi barangnya memang radio tabung, tapi saat dicoba ternyata rusak. Mesinnya itu motherboard nya radio baru,” kata kolektor barang antik, asli Malang ini.

Untuk merawat barang antik itu, yang pasti butuh pembersih khusus serta kuas untuk membersihkan dari debu. Wajib juga satu bulan sekali, menyalakan baik radio maupun gramafone agar terus terjaga generatornya.

Berkat hobinya ini, banyak anak sekolah hingga mahasiswa datang ke rumah untuk belajar tentang sejarah barang-barang antik miliknya.

“Mungkin kalau saat itu tanpa ada radio tabung, kita tidak akan mendengarkan pidato dan proklamasi kemerdekaan oleh Presiden RI Soekarno. Paling tidak, kita mengenang kembali bahwa ini memiliki nilai sejarah kuat,” pungkas Ozy.

Reporter : Oky Novianton

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x