Budaya dan PariwisataNews

Yoni Merjosari Kuno Ini Pernah Ditawar Rp 1 Miliar

Yoni Merjosari Kuno (Foto : Intan Refa)
batu Yoni Merjosari Kuno (Foto : Intan Refa)

CITY GUDE FM, KOTA MALANG – Sejumlah peninggalan benda cagar budaya di Kelurahan Merjosari memang sudah tersimpan di Museum Mpu Purwa. Namun, masih ada juga benda cagar budaya lain yang tetap berada di tempat awal ditemukan.

Salah satunya adalah batu Yoni yang saat ini tersimpan rapi di salah satu rumah warga bernama Wahyu Enggar Astari. Mulanya, Kibat, ayah Wahyu menemukan batu ini saat menggarap tanah bengkok desa yang kini menjadi Taman Singha Merjosari.

Saat Kibat menggali lebih dalam, dia menemukan sejumlah benda cagar budaya.

“Tidak hanya di situ saja, di dekatnya sungai Metro itu kan ada sumber air yang ada batu-batuan mirip yang abah temukan,” kata Wahyu, putri dari Kibat.

Wahyu Enggar Astari (Foto : Intan Refa)
Wahyu Enggar Astari (Foto : Intan Refa)

Karena banyaknya temuan yang berada di 12 titik, pemerintah saat itu membawa sebagian besar benda itu ke Museum Mpu Purwa.

Kibat berkeras agar batu Yoni ini tidak berpindahtangan

“Tapi Abah tidak mau. Karena ada cerita bahwa dulu, salah satu tetangga saya itu ada yang sakit dan meninggal setelah menyerahkan ‘batu-batu’ itu ke dinas,” jelasnya saat reporter City Guide menemuinya di kediamannya, tak jauh dari kantor Kelurahan Merjosari.

Wahyu mengatakan batu Yoni ini berat sekali. Bahkan, dulu saat hendak memindahkan batu Yoni ini yang hanya beberapa meter saja, harus ditandu 4 pria dewasa.

“Itupun hanya beberapa langkah saja terus berhenti, lalu jalan lagi beberapa langkah, berhenti lagi. Karena memang berat sekali,” lanjutnya.

Pernah juga, saat dia masih kecil sekitar tahun 90-an, pernah ada yang berusaha menawar batu Yoni ini senilai Rp 1 miliar.

“Saya kurang tau siapa, mungkin kolektor benda antik,” lanjutnya.

Tapi, Kibat tetap berkeras batu Yoni ini tidak boleh berpindahtangan. Dia juga berpesan kepada Wahyu bahwa batu yang berdimensi sekitar 50x50x50 cm ini, jangan sampai berpindahtangan apapun yang terjadi.

Wahyu menjelaskan ayahnya khawatir jika sesuatu yang buruk akan terjadi apabila tetap dilakukan. Hingga sekarang, batu yang merupakan satu-satunya Yoni yang masih memiliki wujud sangat bagus ini tetap berada di rumahnya.

“Sering kok ada kunjungan dari dinas-dinas. Ada juga yang dari Trowulan, itu datang ke sini, mengecek kondisinya. Waktu Hari Sumpah Pemuda tahun kemarin (2022), saya tiba-tiba juga dapat undangan dari Pemkot Malang, ternyata penyerahan SK Batu Yoni Mertojoyo ini,” ujarnya.

Reporter : Intan Refa

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio


x