UKT Makin Mahal, Apa Dampaknya?
CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang semakin mahal pada sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia telah menimbulkan gejolak dari kalangan mahasiswa maupun orang tua. Kenaikan hingga berkali-kali lipat ini tentu saja memberatkan finansial mereka.
Seperti yang dirasakan oleh Koordinator BEM Malang Raya Abi Naga Parawansa. Dia menjelaskan kenaikan UKT oleh sejumlah mahasiswa sampai saat ini masih menjadi concern dalam sharing session BEM Malang Raya.
“Sebenarnya yang jadi permasalahan ketika mahasiswa dari golongan menengah yang pendapatannya fluktuatif, tapi justru terdampak. Lain halnya ketika mahasiswa masuk golongan tidak mampu, mereka masih ada bantuan,” kata Abi.
Baca juga :
Abi menambahkan keresahan lainnya. Bahwa sebenarnya negara sudah memberikan bantuan pendidikan melalui APBN sebesar 20 persen. Tapi setelah adanya informasi kenaikan UKT ini, muncul pertanyaan kenapa dana bantuan tidak bisa membantu dan larinya ke mana?
Sementara itu, Wakil Rektor II UB Prof Muchamad Ali Safaat menjelaskan bahwa sebenarnya UKT tidak tiba-tiba mahal. Tapi sejalan dengan penyesuaian mahasiswa masuk golongan mana.
“Perubahan UKT itu setelah mahasiswa melakukan daftar ulang. Di sana ada verifikasi data lagi soal kondisi perekonomian keluarga. Jika memang kondisi ekonomi masih masuk di golongan UKT rendah, maka mahasiswa tidak merasakan kenaikan UKT dan sebaliknya,” kata Prof Ali.
Dia menambahkan penyesuaian UKT ini terjadi pada 40 persen yang melakukan daftar ulang tahun lalu. (WL)
Editor : Intan Refa
Simak juga tema Idjen Talk lain :