
CITY GUIDE FM – Kebanyakan orang masih belum mengetahui perbedaan antara stres, cemas, dan depresi, sehingga sering menganggapnya sama. Dengan mengenal perbedaannya, kita bisa memahami perasaan dan cara mengatasinya. Oleh karena itu, berikut perbedaan ketiganya, melansir berbagai sumber :
Pengertian
Stres merupakan reaksi alami tubuh ketika terjadi hal yang memberikan tekanan, seperti masalah keuangan, pengalaman baru, dan perubahan hidup. Sehingga tubuh melepas berbagai hormon, seperti kortisol dan adrenalin yang menimbulkan rasa khawatir.
Cemas adalah reaksi spesifik pada stres sebagai antisipasi ancaman. Kondisi ini muncul karena rasa khawatir berlebih secara terus-menerus meski penyebab stres sudah hilang.
Baca juga :
Sedangkan depresi merupakan gangguan mental dengan perubahan drastis suasana hati yang masih belum diketahui penyebabnya. Hal ini bisa memengaruhi stamina, selera makan, pola tidur, dan konsentrasi seseorang.
Gejala
Umumnya, tanda-tanda seseorang mengalami stres ialah merasa kewalahan, muncul rasa khawatir dan takut, sulit tidur, serta mudah tersinggung. Namun, hal ini bersifat sementara dan mereda saat pemicunya hilang.
Sementara ketika cemas, kerap terjadi beberapa gejala, seperti keringat dingin, gemetar, jantung berdegup kencang, perut mulas, penegangan otot, dan pikiran obsesif. Jika berlebihan, kondisi ini bisa berujung gangguan kecemasan dan depresi.
Penderita depresi biasanya merasakan beberapa hal, seperti merasa gagal, tidak berharga, tertekan, dan sedih. Kemudian juga kehilangan energi, sulit atau banyak tidur, kenaikan atau penurunan berat badan, sulit berkonsentrasi, dan bahkan pikiran bunuh diri.
Cara Mengatasi
Perbedaan stres, cemas, dan depresi selanjutnya adalah terkait cara mengatasinya. Stres dapat kamu atasi dengan rutin berolahraga, melakukan relaksasi, berbicara pada orang terdekat, dan mengubah pola makan. Jika sedang kewalahan, minta bantuan orang lain untuk meringankan pekerjaanmu.
Sedangkan cemas dan stres akan lebih terjamin penyembuhannya jika kamu meminta bantuan psikiater atau psikolog. Selain itu, bisa juga dengan meminum anti-depresan sesuai resep dan melakukan aktivitas baru.
Penulis : Faydina Rizki (magang)
Editor : Intan Refa