CITY GUIDE FM, KOTA BATU – Selain COVID-19, wabah demam berdarah juga perlu diwaspadai pada musim penghujan ini. Dinas Kesehatan Kota Batu telah mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) sebanyak 151 kasus, demam dengue (DD) 251 kasus dan dengue shock syndrome (DSS) sebanyak 7 kasus.
Ketiga macam infeksi akibat nyamuk aides aygepti tersebut sekilas mirip, tapi ternyata berbeda. Demam berdarah dengue dan demam dengue memiliki gejala yang sama. Antara lain demam antara 2-7 hari, sakit kepala, penurunan trombosit dan munculnya bintik kecil merah pada kulit.
Hanya yang membedakan adalah jumlah kenaikan hematokrit dan penurunan jumlah trombosit dalam darah.
Baca juga :
“Demam dengue (DD) ini relatif lebih aman dari DBD dan DSS. Untuk bisa mengetahui apakah pasien ini DBD atau DD, yaitu melalui tes serologi melalui pengambilan sampel darah,” ungkap Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu dr Susana Indahwati, Jumat (6/1/2023).
Sedangkan DSS adalah komplikasi atau kondisi kritis bagi pasien DBD. Tanda-tandanya adalah denyut nadi yang cepat dan lemah, penurunan tekanan darah dan kulit terasa dingin. Hingga terjadi pendarahan baik pada feses, gusi maupun hidung.
“Dari ketiganya, DSS yang lebih berbahaya. Kasus kematian kita, dua anak dari Kelurahan Sisir dan Temas, itu juga DSS,” lanjutnya.
Untuk menekan angka penyebaran demam berdarah lebih luas lagi, dinas kesehatan bersama dengan tim promosi kesehatan dan kader jumantik puskesmas rutin memantau jentik-jentik nyamuk. Selain itu, para kader juga melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) seperti kerja bakti dan penerapan 3M plus.
Reporter : Intan Refa