Program OPOP Dinilai Perlu Kajian Mendalam Untuk Bisa Terlaksana Maksimal
Hari ini (13/05) dalam diskusi bersama City Guide, Ketua Milenial UTAS yang juga Komisaris PT Agra Nirwasita Technology Indonesia Zulham Mubarak menekankan, untuk bisa melaksanakan Program One Pesantren One Product (OPOP), harus ada kajian mendalam, salah satunya soal jumlah santri dan kondisi pesantren.
Zulham menjelaskan, pada dasarnya pesantren ada 2 jenis, pesantren modern dan Salaf (tradisional), yang keduanya tidak bisa disamakan dalam pelaksanaan OPOP. Dia menilai, khusus untuk pesantren Salaf, relatif punya kendala dalam pelaksanaan OPOP, karena santrinya tidak boleh membawa HP dan akses internet.
Selain itu, Zulham juga menegaskan, untuk menjalankan OPOP perlu strategi besar, supaya bisa berkelanjutan. OPOP juga diharapkan bisa bersinergi dengan marketplace besar, seperti shopee dan Tokopedia, terutama untuk penyediaan menu khusus untuk wadah koperasi pesantren. (ERIKA ROSA)