NewsPemerintahan

Pemkot Batu Inisiasi Susur Sungai 3 Hari, Eksplorasi Potensi dan Problem Perairan

Wali Kota Batu Nurochman menyaksikan Heli Suyanto membasuh wajah di sumber air Arboretum Kota Batu. (Foto: Istimewa)
Wali Kota Batu Nurochman menyaksikan Heli Suyanto membasuh wajah di sumber air Arboretum Kota Batu. (Foto: Istimewa)

CITY GUIDE FM, KOTA BATU — Pemerintah Kota Batu bersama Perum Jasa Tirta I (PJT I) dan institusi terkait membuka kegiatan Susur Sungai Brantas 2025 selama 3 hari. Mulai tanggal 13-15 Oktober 2025, para penyusur yang juga terdiri dari komunitas lingkungan, akademisi, serta masyarakat lokal memulai rangkaian pemantauan ekosistem dan identifikasi permasalahan di hulu ke hilir Sungai Brantas.

Titik awal Susur Sungai ini mulai dari Arboretum Sumber Brantas, Kota Batu menuju Bendungan Sengguruh, Kabupaten Malang. Rute eksplorasi tahun ini lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya dan meliputi 15 etape (titik perhentian). Terdiri dari enam etape di Kota Batu, empat di Kota Malang, dan lima di Kabupaten Malang.

Lewat kegiatan ini, penyelenggara menargetkan pemetaan titik-titik kritis seperti lokasi pembuangan limbah cair, erosi tebing, sedimentasi, serta kondisi mata air di sepanjang aliran Brantas.

Lalu, hasil penyusuran ini akan dijadikan dasar rekomendasi teknis kepada pemerintah daerah yang dilalui Sungai Brantas agar pengelolaan sungai menjadi lebih terintegrasi dan berkelanjutan. Dalam sambutannya, Wali Kota Batu Nurochman menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan panggilan untuk masyarakat Kota Batu agar peduli dengan lingkungannya.

“Menjaga dan mencintai lingkungan harus menjadi prioritas utama, bukan sekadar narasi,” kata Nurochman.

Secara teknis, tim menggunakan kombinasi jalur darat dan air. Termasuk perahu karet untuk melewati bagian sungai yang sulit diakses. Sepanjang rute, tim susur akan melakukan identifikasi dan dokumentasi flora fauna lokal, pantauan titik pembuangan sampah, serta survei kondisi tebing sungai.

Pemkot Batu menyatakan bahwa hasil susur akan dibahas dalam forum bersama 17 kepala daerah yang terhubung aliran Sungai Brantas. Nantinya, usulan rekomendasi teknis juga akan disertakan dalam rencana pembangunan wilayah agar aspek lingkungan lebih diperhatikan.

Di sisi lain, kegiatan ini juga merupakan respon atas catatan dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) terhadap pencemaran air di Sungai Brantas. Sebelumnya, sejumlah langkah konservasi telah dilakukan. Misalnya, penanaman pohon di Arboretum Sumber Brantas melibatkan lima perguruan tinggi dan sejumlah BUMD air minum sebagai wujud kolaborasi menjaga hulu DAS Brantas. Dalam satu kegiatan, mereka menanam 50 pohon cemara setinggi 1,2 meter.

Reporter: Asrur Rodzi

Editor: Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button