NewsPemerintahan

Pemkot Batu Berencana Patenkan “Apel Batu”

Petani apel di Kota Batu terlihat sedang memunguti ranting-ranting kering. (Foto: Istimewa)
Petani apel di Kota Batu terlihat sedang memunguti ranting-ranting kering. (Foto: Istimewa)

CITY GUIDE, KOTA BATU – Pemerintah Kota Batu berencana pematenan “Apel Batu” untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian sekaligus identitas lokal. Langkah ini dianggap penting di tengah penurunan luasan lahan dan produksi apel yang signifikan.

Hal ini berpotensi memengaruhi pendapatan petani serta daya tarik wisata agro yang telah menjadi andalan daerah. Wali Kota Batu Nurochman menyebut upaya ini sebagai bagian dari pelestarian apel khas Batu agar kebun apel tetap dapat menjadi destinasi wisata petik buah.

“Karena petani apel kita yang sudah terus berkurang. Saya memulai untuk memastikan brand apel Batu tercatat sebagai kekayaan Kota Batu. Ini sebagai bentuk upaya kami untuk melestarikan apel Batu. Sehingga kalau ada kunjungan wisatawan petik Apel Batu, masih ada kebun yang jadi pilihan. Sekarang agak susah memang seperti itu,” jelasnya.

Data terkini dari Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan (Distan-KP) Kota Batu mengungkap bahwa luas lahan apel menyusut dari 823,33 hektar pada 2023 menjadi hanya 740,07 hektar pada akhir 2024. Artinya penyusutan lahan tercatat sebesar 83,26 hektar dalam setahun.

Ini terjadi akibat degradasi agroklimat, struktur tanah yang menurun, hingga alih fungsi lahan menjadi properti, vila, dan kafe. Kondisi ini tentu saja mempengaruhi produksi buah apel juga ikut merosot.

Berdasarkan data BPS Kota Batu, produksi apel turun dratis dari 350.090 kuintal pada 2021 menjadi hanya 140.285 kuintal pada 2024. Penurunan ini dipicu biaya operasional pertanian apel yang tinggi, harga jual yang tidak menutup biaya, serta banyak petani yang memilih beralih ke komoditas lain seperti jeruk dan sayuran.

Sebagai respons, Pemkot Batu menggulirkan program revitalisasi lahan seluas 278,5 hektar. Lengkap dengan penyediaan bibit unggul bersertifikat, dukungan pupuk dan pestisida ramah lingkungan, serta monitoring produksi. Dukungan riset lewat kolaborasi dengan BRIN juga dipacu untuk mengembangkan varietas apel tahan iklim ekstrem.

Reporter: Asrur Rodzi

Editor: Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button