Ekonomi BisnisNews

OJK Malang Dorong Kampung Kayutangan Heritage Melek Keuangan Digital

Sekda Kota Malang Erik Setyo Santoso menyerahkan CSR "Aktivasi Kawasan Inklusi Keuangan" kepada Ketua Pokdarwis Kayutangan Mila Kurniawati. (Foto : Intan Refa)
Sekda Kota Malang Erik Setyo Santoso menyerahkan CSR “Aktivasi Kawasan Inklusi Keuangan” kepada Ketua Pokdarwis Kayutangan Mila Kurniawati. (Foto : Intan Refa)

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Selangkah demi selangkah, Kampung Kayutangan Heritage terus beradaptasi dengan perubahan sistem transaksi menjadi cashless. Hal ini tercermin dalam kegiatan Aktivasi Kawasan Inklusi Keuangan Kawasan Kayutangan Heritage pada Rabu (4/12/2024).

Sebetulnya sejak tahun lalu, Kampung Kayutangan ini menjadi fokus pendampingan dan branding oleh lima perbankan yaitu Mandiri, BRI, BNI, BCA dan Bank Jatim. Ketua Pokdarwis Kampung Kayutangan Heritage Mila Kurniawati sangat bersyukur atas perhatian baik dari Pemkot Malang maupun OJK Malang sebagai fasilitator.

“Jadi warga dan pelaku usaha di sini ada peningkatan luar biasa sekarang. Apalagi ketambahan aktivasi inklusi membuat mereka lebih melek digital keuangan,” kata Mila.

Artinya wawasan mereka soal perbankan semakin luas, bukan sebatas wadah tabungan saja. Tapi secara jangka panjang untuk bisnis, transaksi penjualan hingga permodalan.

“Jadi dengan kawasan inklusi ini harapannya tidak berhenti di sini, tapi berkelanjutan. Pelaku usaha juga merasakan dengan inklusi keuangan ini mempermudah bertransaksi sehingga punya daya saing. Tidak kalah dengan yang di koridor,” lanjutnya.

Mila menambahkan inklusi keuangan ini terbilang sudah merata di Kampung Kayutangan dengan pembagian per gate. Misalnya BNI 46 mengelola di gate Jalan Basuki Rahmat Gang 6, Bank BRI mengelola gate di Jalan Basuki Rahmat Gang 4, lalu Bank Jatim mengelola gate di Jalan Basuki Rahmat Gang 2. Kemudian Bank Mandiri mengelola gate di Jalan AR Hakim II atau Talun dan Bank BCA mengelola kawasan RW 01 di Jalan Semeru-Arjuno.

“Sehingga sebenarnya semua sudah tercover. Goalnya lebih ke melek digital tadi, segala transaksi keuangan di Kampung Kayutangan cashless. Masyarakat otomatis harus mengikuti itu dan memudahkan pengunjung agar tidak riweh dengan uang tunai,” harapnya.

Tahun ini Kampung Kayutangan berhasil menarik 30 ribu pengunjung setiap bulan. Ketika weekdays biasanya pengunjung yang datang itu sekitar 400-an orang. Sedangkan weekend bisa mencapai 1.500 orang.

Sementara itu, Kepala OJK Malang Biger Adzanna Maghribi mengaku takjub dengan perkembangan Kayutangan Heritage. Seiring perjalanan revitalisasi Kayutangan bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) ini dikomandani oleh OJK Malang.

“Kawasan ini cocok untuk tempat inklusi keuangan. Karena di area luar (koridor) sudah ramai, bagaimana kalau bagian dalamnya (kampung) kita bina. Hari ini hanyalah satu milestone bahwa kita sudah sejauh ini mengembangkan Kayutangan,” kata Biger.

Dia berkomitmen agar di kawasan lain juga ikut dikembangkan. Sekretaris Daerah Kota Malang Erik Setyo Santoso menegaskan bahwa Kayutangan itu adalah contoh riil bagaimana semestinya pembangunan itu berjalan. Mulai dari perbaikan infrastrukturnya yang masif.

“Maka partisipasi dan peran serta masyarakat itu menjadi bagian tak terpisahkan. Kita tidak hanya membangun fisik tapi juga non fisik. Kita tidak hanya membangun sarpras tetapi juga manusianya,” kata Erik.

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button