Motif Bunuh Diri Satu Keluarga, Karena Hutang Piutang
CITY GUIDE FM, KABUPATEN MALANG – Kabar mengejutkan soal satu keluarga di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis yang meninggal dunia akibat bunuh diri, masih terus diselidiki tim kepolisian. Kanit PPA Polres Malang Aipda Erlehana BR Maha mengatakan kondisi satu anak korban yang selamat, K, terpantau semakin membaik.
“Kami terus melakukan komunikasi dengan korban maupun keluarganya. Tapi ananda sendiri belum sekolah karena dari pihak sekolah memberikan izin tidak masuk. Sampai K siap untuk menerima pelajaran sekolah,” jelas Erlehana.
Saat ini, ananda K tinggal bersama neneknya (orang tua dari ibu) di Desa Sekarpuro, Pakis. Pihaknya juga telah memberikan asessmen dari psikolog dan membawakan oleh-oleh berupa sepatu, ATK dan beberapa barang lainnya. Sebab, ada beberapa peralatan sekolahnya tertinggal di TKP dan terkena darah.
Baca juga :
“Saat ini Polres Malang berkolaborasi dengan DP3A melakukan pendampingan berkala. Ada wasiat dari orang tuanya untuk tinggal sama neneknya. Sedangkan pembiayaan pendidikan akan ada pembicaraan lebih lanjut,” paparnya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat menjelaskan motif yang melatarbelakangi kejadian bunuh diri satu keluarga tersebut. Berdasarkan olah TKP, terungkap bahwa korban ingin lari dari masalah hutang piutang.
“Urutan kronologi bunuh diri, masih belum kita ketahui dari tim Labfor. Tapi berdasarkan saksi yang kita mintai keterangan, bahwa yang bersangkutan tidak bisa lagi membayar hutang,” jelasnya.
Perkiraan jumlah hutangnya mencapai puluhan juta, dan korban merasa tidak mampu membayarnya. Padahal, saat tim kepolisian mencari tahu pemberi hutang, dia mengaku tidak pernah mengancam korban soal hutang ini.
Editor : Intan Refa