CITY GUIDE FM – Ospek (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus) merupakan kegiatan yang biasa diselenggarakan oleh kakak tingkat kepada mahasiswa baru. Namun, acara ini seringkali menjadi ajang unjuk senioritas menggunakan kekerasan sehingga mahasiswa baru harus menerima dampak negatifnya. Mewartakan dari Liputan6 berikut di bawah ini 4 ospek kejam yang pernah ada di Indonesia :
Perintah Minum Air Liur di Universitas Khairun
Pada 29 Agustus 2019, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Khairun Ternate melaksanakan ospek dengan menyuruh mahasiswa baru minum air yang sudah diludahi temannya. Tidak hanya itu, mereka juga harus menaiki tangga dengan berjalan jongkok sedangkan para senior menonton dan merekamnya.
Alhasil pihak kampus memberi hukuman skorsing kepada empat mahasiswa senior yang menjadi pelaku. Skorsing tersebut berlaku selama dua semester.
Baca juga :
Mahasiswa IPDN Sulut Tewas
Praja tingkat tiga Jonoly Untayanadi meninggal pada 25 Januari 2013 di Rumah Sakit Gunung Maria Tomohon. Ketika orientasi berlangsung, Jonoly kesulitan bernafas karena harus melewati rintangan lumpur dan air.
Sebelum meninggal, Jonoly sempat keluar masuk rumah sakit akibat siksaan seniornya. Ia pernah koma selama 3 minggu saat awal masuk IPDN.
Dua Kali Taruna STIP Meninggal Dunia
Di 2014, taruna tingkat satu Dimas Dikita Handoko tewas setelah para senior menghajarnya karena alasan tidak hormat dan tidak kompak. Tiga pelaku kasus ospek tersebut akhirnya mendekam selama empat tahun di penjara.
Kemudian di tahun 2017, ospek kejam STIP kembali mencoreng pendidikan Indonesia. Korban plonco bernama Amirulloh Adityas Putra meninggal setelah empat senior memukul perut, dada, dan ulu hatinya.
Meninggalnya Mahasiswa Unhas
Mahasiswa Jurusan Kimia Awaluddin meninggal dunia Rumah Sakita Wahidin Sudiro Husodo pada 2011. Saat di rumah sakit, terdapat luka dan lebam di tubuhnya. Sebelumnya ia mengaku kepada temannya bahwa senior menamparnya saat ospek.
Di atas merupakan 4 ospek kejam di Indonesia yang tidak mungkin terlupakan dari dunia pendidikan Indonesia.
Penulis : Faydina Rizki (magang)
Editor : Intan Refa
