KesehatanNews

Mengapa Pria Lebih Rentan Mengalami Kebotakan?

ilustrasi kebotakan pada pria (freepik.com/freepik)
ilustrasi kebotakan pada pria (freepik.com/freepik)

CITY GUIDE FM – Kebotakan merupakan masalah umum yang terjadi pada siapa saja, baik pria maupun wanita. Hanya saja pria lebih mudah mengalami kebotakan dari pada wanita. Hal ini terjadi akibat faktor genetik serta bersifat poligenik atau terjadi akibat pengaruh dari beberapa sel.

The American Hair Loss Association menyebut Alopecia androgenetika atau MPB adalah penyebab utama kerontokan rambut pada pria. Bahkan bisa mencapai angka lebih dari 95 persen. Proses ini biasanya mulai terjadi sejak usia remaja atau di awal usia 20-an. Semakin cepat proses ini dimulai, maka semakin parah kebotakan yang terjadi.

Penipisan rambut pada pria ditandai dengan kemunduran garis rambut di sekitar dahi. Proses ini terjadi dari puncak kepala dan terlihat seperti huruf “m”. Makin lama penipisan rambut makin terlihat jelas hingga akhirnya menjadi setengah botak atau botak total.

Baca juga :

Para ilmuwan menyebut pola ini terjadi karena adanya gen pemicu folikel rambut dan sangat sensitif terhadap dihydrotestosterone (DHT). DHT merupakan hormon turunan testosteron yang dapat menempel pada folikel rambut. Akibatnya folikel akan mengecil dan dalam jangka panjang tidak bisa memproduksi rambut lagi.

Selain itu, pola pewarisan genetik juga menjadi salah satu penyebab mengapa kondisi ini lebih umum terjadi pada pria. Pria menerima satu kromosom X dari ibu dan satu kromosom Y dari ayah. Inilah yang menyebabkan pria berpeluang besar untuk menerima gen terkait kebotakan dari sisi ibu.

Sedangkan pada wanita, mereka menerima satu kromosom X dari masing-masing orang tua. Jika salah satu kromosom mengandung gen kebotakan sedangkan yang lain tidak, maka efeknya tidak akan terlalu tampak.

Namun, kerontokan rambut pada wanita biasanya terjadi pada masa menopause. Hal ini terjadi karena hormon estrogen dan progesteron yang menjaga kesehatan folikel rambut turun secara drastis.

Penulis : Alifia Nur Syafida (magang)

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x