Ekonomi BisnisNews

May Day, Buruh dan Mahasiswa Geruduk Balai Kota Malang

Sejumlah demonstran dari SPBI dan ASURO berunjuk rasa di Balai Kota Malang saat May Day (foto : Intan Refa)
Sejumlah demonstran dari SPBI dan ASURO berunjuk rasa di Balai Kota Malang saat May Day (foto : Intan Refa)

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Bertepatan dengan Hari Buruh Sedunia atau May Day, ratusan buruh yang tergabung ke dalam kelompok Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia (SPBI) dan juga mahasiswa Aliansi Suara Rakyat (ASURA) melakukan unjuk rasa di depan Balai Kota Malang.

Dengan membawa bendera dan berpakaian serba merah, mereka mengajukan tuntutan kepada pemerintah soal kesejahteraan buruh yang terasa semakin memprihatinkan. Misdi, Koordinator SPBI Wilayah Malang Raya menegaskan pihaknya masih berupaya menekan pemerintah untuk mencabut Omnibus Law.

“Di dalamnya ada UU Cipta Kerja yang menyengsarakan nasib para pekerja. Khususnya, pekerja outsourcing yang menjadi palang pintu penindasan tenaga para buruh,” kata Misdi.

Dalam orasinya, Misdi juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap nasib buruh ke depan meskipun tampuk pemerintahan berganti dari Presiden Joko Widodo kepada Prabowo Subianto. Bahkan, dia juga menganggap Prabowo Subianto yang memiliki sejumlah pelanggaran HAM, hanya akan meneruskan melanjutkan produk pemerintahan sebelumnya. Sehingga dia khawatir kesejahteraan buruh tidak akan ada perubahan.

“Realita di Malang sangat buruk karena sampai hari ini sistem outsourcing berdampak besar. Di sini palang pintu para pengusaha outsourcing untuk bisa masuk. Sedangkan pekerjaan yang tidak bisa di-outsourcekan jelas, pekerjaan yang sifat jenisnya tetap. Tapi sekarang semua dikontrakkan, itu karena faktor ijin dari dinas ketenagakerjaan,” lanjutnya.

Jumlah pekerja outsourcing menurutnya di Kota Malang semakin banyak, tapi kesejahteraan mereka semakin buruk. Dia juga sempat menyindir Dinas Ketenagakerjaan PMPTSP Kota Malang yang juga melangsungkan acara peringatan Hari Buruh bertajuk “Mayday is a Terampil Day”. Menurutnya sudah banyak buruh atau pekerja yang terampil, tapi upahnya justru yang belum terampil.

Reporter : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x