CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Belum lama ini, media sosial heboh dengan aksi sekelompok mahasiswa yang memprotes fasilitas Kuliah Kerja Nyata (KKN). Aksi tersebut menyita perhatian masyarakat dan memantik tanggapan negatif terhadap kelakuan para mahasiswa tersebut.
Bahkan tidak sedikit yang skeptis dengan esensi kegiatan itu. Topik ini dibahas dalam Idjen Talk bertajuk “KKN Mahasiswa : Masih Penting Gak Sih?”.
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Malang Naufal Dava Gradysa menjelaskan berkaca dari viralnya mahasiswa KKN yang membuat kecewa masyarakat, perlu pembekalan yang lebih baik lagi dari kampus.
Menurutnya, pihak kampus sejauh ini memukul rata, bahwa semua pola pikir mahasiswanya sama.
Termasuk cara mahasiswa berkomunikasi. Rektor UNISMA Prof Maskuri menanggapi hal itu dan mengatakan pembekalan tidak bisa secara instan. Berbicara soal attitude yang baik, seharusnya sudah mahasiswa miliki sejak kecil.
“Jadi perlu ada kesadaran mahasiswa mengimplementasikan nilai kemanusiaan, keagamaan dan kemasyarakatan,” kata Prof Maskuri.
Di sisi lain, Guru Besar Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Prof Bambang Budi Wiyono menjelaskan pada hakikatnya, pendidikan memang untuk pengembangan pribadi secara utuh. Tidak hanya sekedar penguasaan ilmu, tapi juga mengimplementasikan apa yang didapat untuk masyarakat.
Prof Bambang menambahkan, mahasiswa punya kapabilitas untuk menggerakan desa lebih baik. Jadi menurutnya, kehadiran mahasiswa KKN itu masih penting. Terutama yang lebih mengarah pada KKN tematik untuk pengembangan desa, sehingga lintas disiplin ilmu bisa bermanfaat untuk masyarakat.
Begitu pula Rektor UNISMA Prof Maskuri juga menganggap KKN masih relevan dan penting. Tapi yang menjadi tantangan adalah masih adanya beberapa daerah yang masyarakatnya kurang welcome.
“Utamanya perangkat desanya atas kehadiran mahasiswa yang akan melaksanakan KKN,” jelas Prof Maskuri.
Oleh sebab itu, perlu edukasi pada masyarakat bahwa kehadiran mahasiswa KKN itu bisa memberikan dampak positif pada perkembangan desa itu. Baik dari sisi perekonomian, pendidikan dan budaya di desa tujuan. (WULAN INDRIYANI)
Editor : Intan Refa
