News

Kepsek SDN Songgokerto 03 Dukung Penghapusan Calistung, Sayangnya Wali Murid Tidak Sejalan

doc. istimewa

CITY GUIDE FM, BATU – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nadiem Makarim, secara resmi telah menghapuskan tes calistung sebagai syarat untuk anak masuk ke sekolah dasar. Nadiem menegaskan bahwa pendidikan bagi anak PAUD seharusnya mengedepankan kemampuan emosi, kemandirian, hingga kemampuan berinteraksi sosial.

Hal ini diamini oleh Kepala Sekolah SDN Songgokerto 03, Helmina Mauludiyah.

“Nah sekarang ini ditegaskan kembali bahwa SD yang melaksanakan tes masuk menggunakan calistung berarti melakukan pelanggaran. Dan di SD Songgokerto 3, kami sudah tidak menggunakan tes calistung,” jelas Helmina kepada reporter Radio City Guide FM.

Lantas dia menjelaskan bahwa psikologi anak dari PAUD ke SD itu masih sama-sama pada tahapan usia bermain, yang tidak bisa dipaksakan langsung bisa membaca dan menulis. Kalau hanya penekanan dibebankan pada kemampuan kognitif, itu akan mengakibatkan anak-anak jadi takut untuk sekolah.

“Dan ternyata kalau kelas 1 dan 2 itu cuma ditekankan pada membaca dengan pola pembelajaran yang tidak menyenangkan, justru di kelas-kelas atas hasil literasinya tidak signifikan bagus malah menurun,” lanjutnya.

doc. istimewa

Dari sebagian besar siswanya, kemampuan awal siswa kelas 1 yang bisa membaca hanya sekitar 2 anak. Sementara siswa yang lainnya masih belum mampu. Namun itu tidak berarti dia bodoh, melainkan menjadi tanggungjawab guru kelas 1, bagaimana melatih bisa membaca dan menulis sepanjang mereka duduk di kelas 1 dan kelas 2.

“Sayangnya pandangan orang tua masih belum sejalan. Orang tua masih mengharapkan di TK itu mereka sudah bisa baca, masuk SD itu sudah bisa baca. Itu sayangnya sekali, mereka menganggap TK yang muridnya tidak bisa baca itu TK nya jelek, SD yang kelas 1-nya belum tuntas membaca SD-nya juga jelek, padahal tidak demikian,” terang wanita berhijab ini.

Untuk itu sekarang, lanjut Helmina, Menteri Nadiem memberikan booklet atau buku panduan yang bisa dipelajari oleh wali murid bahwa yang paling penting adalah melatih kesiapan anak itu untuk belajar. Supaya orang tuapun tidak menuntut anak mereka bisa membaca lancar, dan menganggap anak mereka bodoh ketika tidak bisa membaca atau berhitung di awal masa sekolah.

“Kalau kemarin kita secara intern mengkomunikasikan, memang tidak mudah untuk mengubah mindset orang tua yang menuntut anaknya bisa membaca. Tpi sekarang sudah ada gerakan masif dari pemerintah pusat untuk membentuk forum komunikasi PAUD-SD. Jadi antara guru PAUD dengan SD itu harus ada sinergi, guru kelas 1 dan 2 terutama,” pungkasnya. (ref)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x