Keluarga Korban Tragedi Tolak Pembongkaran Stadion Kanjuruhan
CITY GUIDE FM, MALANG – Sabtu (03/06/23), Puluhan keluarga korban tragedi Kanjuruhan Malang kembali mendatangi stadion, tempat dimana insiden mengerikan itu yang menewaskan ratusan suporter Aremania.
Mereka mendatangi Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang usai menerima informasi adanya upaya pembongkaran stadion yang berada di Jalan Trunojoyo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Para keluarga korban ini tiba di pintu 13 Stadion sekitar pukul 16.00 WIB. Sampai di pintu 13 para keluarga langsung memasang sebuah banner yang berisikan foto-foto keluarga korban.
Di banner yang terpasang tertulis kalimat “Keluarga Korban Menolak Pembongkaran Stadion Kanjuruhan”. Para keluarga juga memasang foto-foto anggota keluarganya yang menjadi korban keluarga.
Rizal (23) keluarga korban asal Kota Malang mengatakan, ia bersama para keluarga korban lainnya menginginkan agar keadilan bagi 135 korban tragedi Kanjuruhan ditegakkan seadil-adilnya.
“Meskipun putusan pengadilan kemarin sangat tidak setimpal, tapi kami inginkan keadilan itu harus ditegakkan,” ujarnya kepada reporter City Guide FM.
Beberapa kertas yang berisikan kecaman terhadap oknum polisi yang menembakkan gas air mata ke tribun. Foto-foto oknum polisi itu memang selama ini kerap bermunculan.
Hanifah (36), kelurga korban asal Purwosari, Pasuruan juga sepakat agar pemerintah dan aparat hukum harus lebih turut andil dalam mencari keadilan bagi mereka yang ditinggalkan oleh orang tersayang akibat insiden kelam itu.
“Keadilan hanya hadir bagi orang-orang yang berkuasa, orang yang jabatan, baru dia bisa mendapat keadilan. Sedangkan orang-orang kecil kayak kita, enggak akan bisa mendapat keadilan sama sekali. Hilang semua berita, hilang semua keadilan yang ada di sini. Eggak ada istilahnya keadilan itu bagi kita. Tetap usut tuntas!,” kata Hanifah.
Usai menempelkan banner besar berukuran 4 x 6 itu, keluarga korban menggelar doa dan tahlil bersama di depan pintu 13.
Seusai doa bersama, keluarga korban juga menaburkan bunga-bunga kembali, yang sebelumnya bunga dan segala hal itu sempat dibersihkan. (rep/ok)